santrimillenial.id – Di era digital saat ini, teknologi telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari. Dengan kemajuan yang pesat, teknologi telah membawa perubahan signifikan dalam cara kita berkomunikasi, bekerja, dan belajar. Namun, salah satu dampak yang sering tidak disadari dari perkembangan teknologi adalah pengaruhnya terhadap span attention atau rentang perhatian kita.
Span attention merujuk pada durasi waktu di mana seseorang dapat mempertahankan fokus pada suatu aktivitas tanpa terganggu. Dalam konteks psikologi dan neuroscience, span attention adalah indikator kemampuan otak untuk memusatkan kesadaran pada satu tugas tertentu sambil mengabaikan gangguan yang ada. Rentang perhatian ini penting karena mempengaruhi seberapa efektif kita dapat menyelesaikan tugas dan memahami informasi.
Perkembangan media sosial dan platform digital telah mengubah pola komunikasi kita. Konten yang sering ditemui di media sosial seperti video berdurasi pendek, cerita visual, dan penggunaan hashtag telah membuat otak kita terbiasa dengan rangsangan singkat dan cepat berpindah dari satu informasi ke informasi lain. Hal ini dapat mengurangi kemampuan kita untuk fokus dan berkonsentrasi pada satu hal untuk waktu yang lama.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Hollander pada tahun 2023, rentang perhatian manusia saat ini telah berkurang sebesar 25% dibandingkan dengan 15 tahun yang lalu. Ketergantungan pada gadget dan kebiasaan multitasking juga telah menjadi faktor yang mempengaruhi penurunan span attention. Saat kita melakukan banyak tugas sekaligus, otak kita cenderung menjadi terpecah dan sulit untuk tetap fokus pada satu hal.
Dampak negatif dari rentang perhatian yang pendek antara lain berkurangnya kualitas konsentrasi, kesulitan berkonsentrasi pada tugas yang monoton, dan kecenderungan menyelesaikan tugas dengan tergesa-gesa. Selain itu, penggunaan jejaring sosial yang berlebihan juga berdampak pada kesehatan mental, meningkatkan tingkat stres dan kecemasan.
Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan strategi yang tepat untuk menyebarkan informasi dan meningkatkan kesadaran tentang dampak negatif media sosial terhadap konsentrasi. Ada beberapa strategi yang bisa kita terapkan:
- Perbanyak Konsumsi Konten Berdurasi Panjang: Biasakan diri Anda untuk menonton film atau membaca buku yang membutuhkan konsentrasi lebih lama daripada konten media sosial singkat.
- Menjadi Pendengar Aktif: Saat berbicara dengan orang lain, fokuslah sepenuhnya pada percakapan untuk melatih kemampuan Anda dalam memahami dan merespons dengan tepat.
- Meditasi: Praktik meditasi dapat membantu meningkatkan fokus dan kesadaran, serta mengurangi stres yang dapat mengganggu konsentrasi.
- Pertimbangkan Sebelum Beristirahat: Sebelum memutuskan untuk beristirahat dari suatu tugas, pertimbangkan apakah Anda benar-benar membutuhkannya atau hanya terdistraksi.
- Manajemen Waktu: Gunakan teknik seperti metode Pomodoro, di mana Anda bekerja selama 25 menit dan kemudian istirahat selama 5 menit. Ini dapat membantu meningkatkan produktivitas dan fokus.
- Latihan Fisik: Olahraga teratur dapat meningkatkan sirkulasi darah ke otak, yang dapat membantu meningkatkan fungsi kognitif dan perhatian.
- Cukup Tidur: Pastikan Anda mendapatkan tidur yang cukup setiap malam untuk memastikan otak Anda beristirahat dan siap untuk berkonsentrasi pada hari berikutnya.
Kesimpulannya, hubungan antara span attention dan teknologi adalah kompleks dan saling terkait. Meskipun teknologi telah membawa banyak manfaat, kita juga harus sadar akan dampaknya terhadap kemampuan kita untuk fokus dan berkonsentrasi. Dengan memahami hubungan ini, kita dapat mengambil langkah-langkah untuk memperbaiki span attention kita dan memanfaatkan teknologi dengan cara yang lebih sehat dan produktif.
Oleh: Badrut Tamam (PP. Assholihiyyah Genuk Semarang)
Sumber Gambar: unida.ac.id