Kisah-Kisah Unik Abu Nawas

santrimillenial.id – Abu Nawas, atau yang dikenal juga sebagai Abu Nuwas, adalah seorang penyair terkenal dari era Abbasiyah yang dikenal tidak hanya karena karya sastra yang indah, tetapi juga karena kecerdikannya yang luar biasa. Kisah-kisahnya telah menjadi legenda dan sering diceritakan ulang di berbagai budaya, termasuk di Indonesia. Berikut adalah beberapa kisah unik yang menggambarkan kecerdikan dan humor Abu Nawas.

Abu Nawas dan Raja Harun al-Rashid

Salah satu kisah paling terkenal adalah tentang bagaimana Abu Nawas sering diundang ke istana oleh Raja Harun al-Rashid, yang menikmati humor dan kebijaksanaan Abu Nawas. Suatu hari, Raja memanggil Abu Nawas dan memerintahkannya untuk melakukan hal yang mustahil: mengukur panjang dan lebar langit. Abu Nawas, yang selalu memiliki jawaban cerdik, membawa tali yang sangat panjang ke istana dan berkata, “Paduka, tolong pegang satu ujung tali ini dan naikkan ke langit, dan saya akan mengukur panjang dan lebarnya dari sini.” Raja tertawa terbahak-bahak mendengar jawaban cerdas tersebut dan memaafkan Abu Nawas dari tugas mustahil itu.

 Abu Nawas dan Harta Karun

Dalam cerita lain, Raja Harun al-Rashid mendengar rumor bahwa Abu Nawas menyembunyikan harta karun. Untuk mengujinya, Raja memerintahkan para pengawalnya untuk menggeledah rumah Abu Nawas. Ketika mereka datang, Abu Nawas dengan tenang mengajak mereka masuk dan menunjukkan seluruh rumahnya. Tidak ada harta karun yang ditemukan, hanya benda-benda biasa. Ketika ditanya oleh Raja tentang rumor tersebut, Abu Nawas menjawab, “Paduka, harta karun saya adalah kecerdikan saya. Selama saya hidup, harta ini selalu bersama saya.” Raja kagum dengan jawabannya dan mengakui bahwa kecerdikan memang harta yang paling berharga.

Abu Nawas dan Ikan Masin

Suatu hari, Abu Nawas berjalan-jalan di pasar dan melihat seorang penjual ikan masin yang mempromosikan ikannya sebagai yang paling lezat di dunia. Abu Nawas memutuskan untuk menguji kebenaran klaim ini. Ia membeli satu ekor ikan masin dan membawanya pulang. Setelah memasaknya, Abu Nawas merasa ikan itu sangat asin dan tidak bisa dimakan. Keesokan harinya, ia kembali ke pasar dan mengembalikan ikan tersebut kepada penjual. Abu Nawas berkata, “Ikanmu begitu lezat sampai-sampai aku harus minum air sungai satu ember untuk menghilangkan rasa asin di mulutku.” Penjual itu tersenyum malu mendengar sindiran Abu Nawas yang halus namun tajam.

Abu Nawas dan Pembeli yang Licik

Dalam sebuah kisah lain, seorang pembeli yang licik mencoba menipu Abu Nawas. Pembeli itu membeli roti dari Abu Nawas dan berkata bahwa ia akan membayar nanti. Ketika ditagih, pembeli tersebut selalu berdalih dengan alasan yang beragam. Suatu hari, Abu Nawas mendatangi rumah pembeli itu dan menulis kata “roti” di pintu rumahnya. Ketika pembeli bertanya apa maksudnya, Abu Nawas menjawab, “Jika saya tidak bisa mendapatkan uang saya, setidaknya saya ingin melihat kata ‘roti’ setiap kali saya datang ke sini.” Pembeli itu akhirnya malu dan membayar hutangnya kepada Abu Nawas.

Abu Nawas dan Kucing

Ada juga kisah tentang bagaimana Abu Nawas menyelamatkan seekor kucing. Suatu hari, ia melihat seekor kucing yang terjebak di dalam sumur. Orang-orang mengabaikannya karena mereka menganggap kucing itu tidak penting. Namun, Abu Nawas berpikir sebaliknya. Dengan bijak, ia berkata, “Kucing ini juga makhluk Allah yang berhak untuk hidup. Jika kita mengabaikannya, kita kehilangan kemanusiaan kita.” Ia kemudian mengeluarkan kucing itu dari sumur dan merawatnya. Kisah ini mengajarkan pentingnya belas kasih dan kepedulian terhadap semua makhluk hidup.

Kisah-kisah Abu Nawas menunjukkan kecerdikan, humor, dan kebijaksanaan yang mendalam. Melalui cerita-ceritanya, kita diajak untuk melihat dunia dengan cara yang lebih bijak dan penuh tawa. Abu Nawas, dengan segala keunikannya, mengajarkan kita bahwa kecerdikan dan humor adalah bagian penting dari kehidupan.

Oleh: Badrut Tamam (PP. Assholihiyyah Genuk Semarang)
Sumber Gambar: Kumparan

Anda mungkin juga suka.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *