Manusia merupakan makhluk yang sempurna diantara makhluk yang lainnya, yakni manusia memiliki akal yang merupakan faktor memiliki kemuliaan lebih. Akan tetapi, manusia juga diberikan kelemahan oleh Allah SWT agar mengingatkan untuk tidak sombong dan juga mengingatkankan bahwa Allah SWT-lah dzat yang maha sempurna. Gus Baha` mengatakan bahwa “sebaik-baik manusia juga akan memberikan keburukan orang lain, seperti orang yang sudah menggapai cita-citanya, cerdas, sukses, dan kaya. Hal ini yang akan mengundang iri dan ghibah orang lain. Maka dari itu, jika kamu merasa sudah memberikan yang terbaik, maka janganlah kamu sombong dan merasa sudah yang paling baik”.
Untuk membalas keburukan dari orang lain terhadap kita adalah dengan membalas kebaikan serta mendo`akannya agar segera diberikan oleh Allah SWT. Sikap Rosulullah SAW dalam menyikapi orang yang berbuat buruk kepada beliau dengan cara mendo`akannya agar dosa orang-orang yang telah menghina beliau diampuni oleh Allah SWT. Adapun do`a yang dipanjatkan oleh Rosulullah SAW adalah:
للهم اغفر لقومي، فإنهم لا يعلمون
Artinya: “Ya Allah ampunilah kaumku, (mereka berbuat demikian) karena mereka tidak mengetahui.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Adapun kisah inspiratif Imam Syafi`I dengan penjahit yang melakukan keburukan kepada Imam Syafi`I yang justru memberikan manfaat kepada Imam Syafi`i. Adapun keburukan orang-orang ini muncul karena iri dengan Imam Syafi`I dan mencoba merusak nama beliau dengan cara menghasut orang lain untuk memusuhinya.
Sejumlah orang yang dengki kepada Imam Syafi’i ra, berulang kali gagal membuat Beliau marah.
Suatu hari mereka tahu bahwa Imam Syafi’i sedang menjahitkan pakaian kepada seorang penjahit. Mereka pun mendatangi penjahit itu dan menghasutnya.
Penjahit itupun akhirnya terpengaruh dan menjahit lengan kanan Imam Syafi’i sesempit-sempitnya sehingga hampir-hampir Beliau tak dapat memasukkan atau mengeluarkan lengan kanannya dan membuat lengan kiri baju itu selebar-lebarnya.
Ketika baju itu diserahkan kepada imam Syafi’i, Beliau ra berkata kepada sang penjahit : “Semoga Allah membalas kebaikanmu dengan kebaikan”.
Si penjahit merasa heran, bukannya marah, Tapi sebaliknya Imam Syafi’i malah mendo’akannya dengan kebaikan, sementara penjahit merasa heran.
Imam Syafi’i berkata : “Selama ini jika menulis, lengan baju kananku sering kali kotor terkena tinta, sekarang karena kau buat sempit, aku tidak perlu lagi menggulung lengan baju kananku ke atas, dan tidak akan kotor lagi karena tinta. Disamping itu dengan lengan baju kiriku yang kau buat lebar ini, aku tidak akan kesulitan lagi membawa buku, aku bisa meletakkan buku-bukuku di dalam lengan baju kiriku”.
Setelah menerima bayaran ongkos jahit , maka pulanglah si penjahit dengan hati yang tidak menentu. Kagum,senang dan malu menjadi satu.
Begitu banyak tantangan dan cobaan untuk menguji ketulusan kita dalam berbuat kebaikan. Suro Diro Joyoningrat Lebur Dening Pangastuti merupakan kata Mutiara orang jawa dalam menghadapi orang lain yang berbuat buruk. Adapun maknanya adalah “segala sifat amarah atau keras hati hanya bisa dikalahkan dengan kebijaksanaan, kesabaran, dan kelembutan.
Semoga bermanfaat…