Narasi

Harmoni dalam Keberagaman: Merajut Kebersamaan Melalui Pendidikan Multikultural

Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, terkenal dengan keanekaragaman budaya, suku, agama, dan bahasa. Keberagaman sering kali dianggap sebagai tantangan tetapi dengan pendekatan yang tepat keberagaman justru dapat menjadi kekuatan yang mempersatukan bangsa. Harmoni dalam keberagaman tidak hanya memungkinkan kita untuk hidup berdampingan dengan damai tetapi juga memperkaya kehidupan sosial dan budaya kita.

Keberagaman di Indonesia mencakup lebih dari 1.300 suku bangsa dan lebih dari 700 bahasa daerah. Setiap daerah memiliki kekayaan budaya yang unik mulai dari adat istiadat, tarian, musik, hingga kuliner. Keanekaragaman ini menciptakan identitas nasional yang kaya dan kompleks. Meski demikian, kita bisa merayakan identitas kita sebagai bangsa yang beraneka ragam namun tetap menjaga persatuan dan kesatuan. Sebagaimana dengan semboyan negara yang berbunyi Bhineka Tunggal Ika bahwa meski kita berada dalam perbedaan tapi tetap satu jua.

Multikultural dalam Pendidikan Pesantren

Pendidikan bukan sekedar proses memindah ilmu pengetahuan (transfer of knowledge) dari seorang pendidik kepada peserta didik. Lebih dari itu, pendidikan juga dimaknai sebagai proses mentransfer nilai (transfer of values) dan kerja budaya yang menuntut kreativitas peserta didik untuk menjadi manusia sejati. Manusia sejati adalah simbol manusia yang berperadaban dan modern. Sebagai sebuah ide atau konsep, James Banks menyatakan bahwa pendidikan multikultural berarti pendidikan yang memberikan kesempatan yang sama kepada semua siswa (tanpa mengecualikan jenis kelamin, kelas sosial, etnis, ras, atau karakteristik budaya yang lain) dalam belajar di sekolah.

Salah satu keberagaman yang sering kita temukan yaitu dalam dunia pendidikan pesantren. Pesantren telah terbukti memainkan peran penting dalam membangun harmoni dalam keberagaman. Dengan memperkenalkan konsep multikulturalisme sejak dini, kita dapat menanamkan nilai-nilai toleransi, saling menghargai, dan empati pada generasi muda. Program-program seperti pertukaran pelajar antardaerah dan pelajaran tentang budaya-budaya lain di pesantren dapat membantu santri-santri memahami dan menghargai perbedaan.

Dalam lingkungan pondok pesantren juga tidak terlepas dari ragam budaya, etnis, suku, bahasa, dan daerah asal yang berbeda-beda tapi kita bisa menemukan sikap saling menghargai, menghormati, dan kerjasama antarmasyarakat dalam pondok pesantren yang begitu tinggi sehingga jarang terdengar dalam sebuah pondok pesantren terjadi konflik yang besar, lain halnya di sekolah umum atau oraganisasi masyarakat yang sering kali terjadi konflik di antara mereka, tawuran pelajar di mana-mana. Namun selama ini dengan keberagaman yang terjadi di pesantren masih memberikan dampak positif untuk persatuan dan kesatuan antarmasyarakat di pesantren.

Eksistensi pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam yang tertua banyak memberikan pengaruh yang sangat signifikan dalam mecerdasakan anak-anak bangsa dan menanamkan nilai-nilai keberagaman. Begitu pula yang terjadi dan telah diterapkan di Pondok Pesantren Balekambang Jepara. Hadlratus Syeh KH. Hasbullah mendirikan Pondok Pesantren Roudlotul Mubtadiin Belakambang pada tahun 1884. Pesantren yang dikenal dengan nama Pesantren Balekambang merupakan pesantren tertua di wilayah Jepara. Pesantren ini sudah lama telah menerapkan sistem pendidikan multikultural. Sebagaimana melalui beberapa penerimaan santri dari berbagai daerah termasuk luar jawa.

Ustadz dan ustadzah menerapkan metode-metode pembelajaran dalam setiap pembelajaran formal dan nonformal memuat multikultural mulai dari penggabungan kamar antarsantri yang heterogen, penerapan peraturan-peraturan yang menghargai keberagaman. Berdasarkan sistem pendidikan yang diterapkan, Pondok Pesantren Balekambang telah memberikan contoh kepada masyarakat secara luas bahwa keberagaman latar belakang tidak selamanya menjadi penghalang masyarakat dalam berpendidikan dan berkehidupan sosial lainnya. Pesantren hadir menjadi wadah masyarakat untuk menunjung tinggi nilai persatuan dan kesatuan berbangsa dan bernegara. Menghargai dan merayakan perbedaan adalah langkah kunci menuju harmoni. Ini berarti tidak hanya menerima keberadaan dari perbedaan, tetapi juga aktif menghargai kontribusi. Setiap budaya, tradisi, dan agama memiliki nilai dan kearifan lokal yang dapat kita pelajari dan ambil hikmahnya.

Harmoni dalam keberagaman adalah tujuan yang harus kita capai bersama. Dengan menghargai perbedaan, mendukung pendidikan multikultural, serta mengadakan kegiatan yang memupuk rasa kebersamaan, kita dapat membangun masyarakat yang inklusif dan harmonis. Peran aktif setiap individu, media, dan pemerintah, sangat penting dalam menciptakan lingkungan yang saling menghargai dan mendukung. Mari kita terus berupaya merajut kebersamaan di tengah perbedaan, menjadikan keberagaman sebagai kekuatan yang memperkaya kehidupan kita.

Ihda Lulu Izzahroh

Recent Posts

Supporter Sepak bola : Wujud Nasionalisme Modern

Sepak bola lebih dari sekadar permainan di atas lapangan hijau. Di tribun stadion, supporter menjadi…

20 jam ago

Sakit Itu Mahal, Sehat Lebih Mahal Lagi (2)

Penyakit seperti diabetes, kanker, atau jantung memerlukan perawatan jangka panjang dengan biaya yang bisa mencapai…

2 hari ago

Sakit Itu Mahal, Sehat Lebih Mahal Lagi (1)

Di kehidupan yang sangat praktis ini, banyak makanan cepat saji yang beredar di sekitar kita.…

2 hari ago

Jaga Ucapanmu

Komunikasi adalah bagian penting dalam kehidupan manusia. Melalui ucapan, kita dapat menyuarakan berbagai ide, menyampaikan…

3 hari ago

Mencegah Radikalisme di Kampus: Peran Mahasiswa dalam Membangun Lingkungan Akademik yang Inklusif

Perguruan tinggi sebagai pusat pendidikan dan pengembangan intelektual, seharusnya menjadi benteng melawan paham radikalisme. Namun,…

3 hari ago

Es Teh Setiap Hari: Sehat atau Bahaya?

Minum es teh sudah menjadi kebiasaan bagi banyak orang di Indonesia. Segar, murah, dan mudah…

3 hari ago