Narasi

Sombong Dikit, Ngaruh Banyak

Sombong adalah sikap atau perilaku dimana seseorang memiliki pandangan yang terlalu tinggi terhadap dirinya sendiri dan merasa lebih baik atau bahkan lebih penting daripada orang lain. Orang yang sombong cenderung meremehkan atau menganggap rendah orang lain. Tak jarang pula, tidak mau menerima pendapat atau kritik dari orang lain dengan terbuka.

Orang sering kali menjadi sombong setelah mencapai keberhasilan atau mendapatkan kekayaan. Mereka merasa superior terhadap orang lain karena pencapaian atau status finansial mereka. Seseorang yang memiliki pendidikan tinggi atau pengetahuan yang luas kadang merasa lebih pintar atau lebih berharga daripada orang lain.

Ketidakmampuan untuk memahami atau menghargai perasaan dan perspektif orang lain dapat membuat seseorang menjadi sombong. Ironisnya, beberapa orang menjadi sombong sebagai mekanisme pertahanan untuk menutupi ketidakamanan atau rasa rendah diri mereka.

Dalam kitab Nashaihul-Ibad disebutkan dari Sufyan Ats-Tsauri R.A berkata : Setiap kemaksiatan yang timbul dari nafsu (syahwat) masih bisa diharapkan ampunan dari Allah. Dan setiap kemaksiatan yang timbul dari kesombongan, maka tidak bisa diharapkan ampunan-Nya.

Selain sulit untuk mendapatkan ampunan Allah, orang yang sombong cenderung sulit membangun hubungan yang baik dengan orang lain karena mereka meremehkan atau mengabaikan perasaan orang lain. Kesombongan juga dapat menghambat kemajuan pribadi karena orang yang sombong seringkali tidak mau belajar dari kesalahan atau menerima saran dari orang lain.

Mencegah diri ini dari kesombongan adalah langkah penting untuk membangun hubungan yang baik dengan orang lain. Sadari bahwa setiap insan memiliki kelebihan dan kekurangan, dengan menyadari hal itu kita akan lebih menghargai orang lain. Dengarkan dengan baik segala kritik orang lain tanpa langsung menolak atau merasa lebih baik. Dengan hal itu, kita dapat terus belajar dan berkambang dengan baik.

Jaga perasaan bangga akan tetap terkendali dan tidak berlebihan. Terus belajar dan tumbuh sebagai individu yang lebih baik tanpa merasa bahwa posisi yang kita tempuh saat ini sudah mencapai kesempurnaan.

Hanifah Indra Suryani

Recent Posts

Supporter Sepak bola : Wujud Nasionalisme Modern

Sepak bola lebih dari sekadar permainan di atas lapangan hijau. Di tribun stadion, supporter menjadi…

22 jam ago

Sakit Itu Mahal, Sehat Lebih Mahal Lagi (2)

Penyakit seperti diabetes, kanker, atau jantung memerlukan perawatan jangka panjang dengan biaya yang bisa mencapai…

2 hari ago

Sakit Itu Mahal, Sehat Lebih Mahal Lagi (1)

Di kehidupan yang sangat praktis ini, banyak makanan cepat saji yang beredar di sekitar kita.…

2 hari ago

Jaga Ucapanmu

Komunikasi adalah bagian penting dalam kehidupan manusia. Melalui ucapan, kita dapat menyuarakan berbagai ide, menyampaikan…

3 hari ago

Mencegah Radikalisme di Kampus: Peran Mahasiswa dalam Membangun Lingkungan Akademik yang Inklusif

Perguruan tinggi sebagai pusat pendidikan dan pengembangan intelektual, seharusnya menjadi benteng melawan paham radikalisme. Namun,…

3 hari ago

Es Teh Setiap Hari: Sehat atau Bahaya?

Minum es teh sudah menjadi kebiasaan bagi banyak orang di Indonesia. Segar, murah, dan mudah…

3 hari ago