free page hit counter

Penonton adalah Seseorang yang Bertepuk Tangan dalam Kalah Menangnya Permainan

Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak terlepas dari interaksi kepada orang lain dalam memenuhi kebutuhan sosial. Interaksi terhadap orang lain berbentuk saling tolong-menolong dan komunikasi terhadap orang lain. Akan tetapi, dalam bersosial manusia tidak terlepas dari orang yang menyukai dan membenci.

Manusia yang sudah berusaha untuk berbuat baik, tidak menjadi tolak ukur bahwa pandangan orang lain juga baik. Hal ini terjadi adanya perbedaan sifat dan pendapat dan beberapa hal lainnya. Kita sendiri juga tidak bisa memaksakan kehendak orang lain untuk selalu mendukung dan suka terhadap diri kita tentang semua upaya baik yang kita lakukan. Namun kita juga tidak diperbolehkan untuk terbawa suasana kekecewaan dan kesedihan karena ada orang yang mencoba menjatuhkan kita.

Ketahuilah akan selalu ada orang yang tidak mendukungmu tapi paling depan membunuh semangatmu. Menjatuhkanmu, melemahkan daya juangmu. Mencari-cari cara agar mentalmu tumbang,

Akan selalu ada orang yang tidak menyukaimu. Bahkan terkadang mereka tidak memiliki alasan. Maka hal apa pun yang kamu lakukan selalu salah di mata mereka. Karena memang hati mereka sudah dibutakan oleh kebencian. Sehingga kebaikan sebesar apapun tak akan pernah terlihat.

Tapi itulah hakikatnya kehidupan dua hal yang berlawanan akan selalu datang beriringan. Ada siang ada malam. Ada hitam ada putih. Ada mudah ada sukar. Ada suka ada benci.  Begitu pun dengan orang-orang. Ada yang selalu mendukungmu. Memberi apresiasi nyata. Mencintaimu dan bahagia melihatmu terus tumbuh.

Maka dari itu tidak perlu risau, sedih hati apalagi berhenti melangkah. Selama yang engkau lakukan dan yang sebarkan adalah kebenaran maka tidak perlu pusing apalagi terpengaruh dengan komentar yang datang dari orang-orang yang memang tidak pernah menyukaimu. Tetaplah bersikap lemah lembut dan jangan pernah goyah.

Seseorang yang berinteraksi terhadap diri kita terkadang adalah seseorang yang selalu bertepuk tangan terhadap fase kesuksesan dan kegagalan dalam mencapai cita-cita kita. Maka dari itu, Allah SWT memerintahkan kepada kita untuk jangan berharap penuh kepada manusia. Allah SWT berfirman dalam QS. Al Insyirah ayat 8:

وَاِلٰى رَبِّكَ فَارْغَبْ

Artinya: “Dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap.”

Ayat diatas menjelaskan bahwa kita harus menjadi pribadi yang selalu berusaha dan bertawakal kepada Allah SWT agar kita tidak mudah menyandarkan urusan kita kepada manusia. Hal ini bukan berarti kita jangan berinteraksi kepada orang lain. Namun kita harus selalu memegang prinsip dan komitmen yang tidak mudah digoyahkan dan dijatuhkan dari orang lain, karena interaksi sosial tidak mungkin kita terlepas karena mengingat kita merupakan manusia yang termasuk makhluk sosial.

Seorang penyair, Ahmad Al Mutanabbi pernah mengatakan : “Seandainya setiap anjing yang menggonggong harus kau lempari dengan batu maka setiap kerikil harus kau bayar dengan uang dinar.”

Imam al-Ajurry rahimahullah berkata :

«سُكُوتُكَ عَنْهُمْ وَهِجْرَتُكَ لَمَّا تَكَلَّمُوا بِهِ أَشَدَّ عَلَيْهِمْ مِنْ مُنَاظَرَتِكَ لَهُمْ»

“Engkau mendiamkan mereka dan menjauhi apa yang mereka bicarakan, lebih menyakitkan bagi mereka daripada engkau mendebat mereka.” Asy-Syar’iah, jilid 1, halaman 451

Pesan: Jadilah pribadi yang senantiasa menerapkan hukum, petuah guru, dan selalu mencari motivasi untuk kehidupan yang islami. Nikmati dan syukuri setiap lika-liku jalan kehidupan, tetap santai dan berprinsip kuat.

Anda mungkin juga suka.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *