Santrimilenial.id_Islamnya Abu Sufyan tidak akan mengurangi kewaspadaan dan kesiap-siagaan Rasulullah dalam menyiapkan diri hendak memasuki Makkah. Oleh sebab itu, beliau memerintahkan agar Abu Sufyan ditahan dulu di sela wadi, pada sebuah jalan masuk gunung ke Makkah. Sehingga bila nanti pasukan Muslimin lewat, ia akan melihat sendiri, dan dapat pula dengan jelas melaporkan kepada golongannya bagaimana kekuatan kaum Muslimin.
Ketika kemudian kabilah-kabilah itu lewat di hadapan Abu Sufyan, ia sangat terpesona. Pasukan dalam uniform serba hijau mengelilingi Rasulullah, yang terdiri dari kaum Muhajirin dan Anshar.
Setelah melihat keadaan demikian, Abu Sufyan berkata, “Abbas, kiranya takkan ada orang yang sanggup menghadapi mereka itu. Abul Fadhl, kerajaan kemenakanmu ini kelak akan menjadi besar!”
Sesudah itu, Abu Sufyan dibebaskan pergi menemui golongannya dan dengan suara kencang ia berteriak kepada mereka, “Saudara-saudara Quraisy, Muhammad sekarang datang dengan kekuatan yang takkan dapat kalian lawan. Tetapi barangsiapa datang ke rumah Abu Sufyan orang itu selamat. Barangsiapa menutup pintu rumahnya, orang itu selamat. Dan barangsiapa masuk ke dalam masjid orang itu juga selamat!”
Rasulullah sudah berangkat bersama pasukannya sampai ke Dzu Tuwa. Setelah dilihatnya dari tempat itu tak ada perlawanan dari pihak Makkah, pasukannya dihentikan. Beliau bersujud menyatakan rasa syukur kepada Allah, yang telah membukakan pintu Lembah Wahyu dan tempat Rumah Suci itu kepadanya dan kaum Muslimin, sehingga mereka dapat masuk dengan aman dan tenteram.
Walau demikian, beliau tetap selalu waspada dan berhati-hati. Diperintahkannya pasukannya supaya dipecah menjadi empat bagian, dan jangan melakukan pertempuran, atau jangan sampai meneteskan darah, kecuali jika sangat terpaksa sekali dengan seluruh penduduknya dalam sekejap mata. Namun beliau memberikan pengampunan.
Oleh: Al Ma’ruf PP Salaf APIK