free page hit counter

Dampak dari Kekuatan Cinta

santrimillenial.id – Hal apapun bila dilakukan dengan cinta, bisa dipastikan nantinya akan sangat ringan untuk dikerjakan. Begitu pun sebaliknya, seringan apapun sebuah hal, apabila tidak dengan rasa cinta dalam pengerjaannya pasti akan terasa sangat berat. Cinta sendiri  memiliki banyak makna apabila dideskripsikan. Cinta dapat diartikan sebagai sebuah emosi yang kuat dan ketertarikan pribadi pada suatu hal. Cinta juga dapat diartikan sebagai perasaan yang timbul dari beberapa faktor yang membentuknya. Terakhir, cinta dapat diartikan sebagai tindakan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain berupa sebuah pengorbanan.

Kekuatan yang ditimbulkan oleh rasa cinta itu sangatlah dahsyat. Terkadang dari akibat kekuatan cinta, tanpa disuruh pun kita bisa dengan sendirinya mengerjakan suatu hal. Islam sendiri merupakan agama yang bisa dikatakan sebagai agama cinta. Dalam kitab suci Al-Qur’an bisa kita lihat ayat pertama yang tertulis adalah:

بِسمِ اللَّهِ الرَّحمٰنِ الرَّحيمِ

 Artinya: “Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.”

Ayat tersebut bisa menjadi sebuah bukti bahwa agama Islam merupakan agama cinta, karena Tuhan sesembahannya merupakan Dzat Yang Maha Cinta. Dalam sebuah hadis Rasulullah SAW pernah bersabda,

لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ، حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ

Artinya: “Tidak sempurna keimanan seseorang sampai ia mampu mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri,” (HR. Bukhari [13] dari Anas bin Malik RA).

Bahkan keimanan seseorang itu bisa dinilai dari seberapa besar kekuatan rasa cintanya terhadap sesama. Semakin kuat iman seorang muslim, pasti semakin kuat pula rasa cintanya terhadap sesama. Tidak hanya terhadap sesama manusia saja, tapi seluruh makhluk di bumi ini, baik hewan maupun tumbuhan.

Di dalam negara-negara yang mayoritas penduduknya non mulim, mereka sering beranggapan bahwa Islam merupakan agama teroris. Anggapan seperti itu muncul diakibatkan orang yang memeluk ajaran Islam salah dalam mempelajari makna Islam yang sesungguhnya.  Islam tidak pernah mengajarkan sebuah kekerasan kecuali memang Islam tengah diperangi atau dalam melakukan hukuman bagi pemeluk yang melanggar ajaran agama.

Dalam sebuah hadis Rasulullah SAW pernah menjelaskan tentang bagaimana pengaplikasian bentuk cinta.

لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَرْحَمْ صَغِيرَنَا وَيُوَقِّرْ كَبِيرَنَا

Artinya: “Orang yang tidak bisa menyayangi generasi muda dan tidak pula menghormati yang lebih tua, maka ia bukan termasuk dari golonganku,” (HR. Tirmidhi [1919]).

Rasulullah mengajarkan sebagai pemeluk Islam harus selalu menyayangi yang lebih muda dari kita, serta memuliakan seorang yang lebih tua dari kita. Kita tidak boleh bertindak seenak kita saja dalam menjalankan agama Islam ini. Hal ini dikarenakan kita hidup di dunia ini itu tidak sendirian. Apabila penjelasan Rasulullah mengenai pengaplikasian bentuk cinta selalu kita realisasikan, bisa dipastikan kita akan nyaman dalam menjalankan ajaran Islam. Karena tidak ada ceritanya kita bisa mendapatkan sebuah kenyamanan tanpa pernah menyertakan cinta dalam hidup kita.

Oleh: Muhammad Sholihul Huda, PP Mansajul Ulum, Pati.

Anda mungkin juga suka.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *