Tiga Tingkatan Ikhlas Menurut Syekh Nawawi Al Bantani

Dalam perjalanan melewati kehidupan, manusia tidak terlepas dalam menghadapi berbagai cobaan yang bertentangan dengan rencana dan keinginannya. Dampaknya tidak asing di telinga tentang sebagian manusia mengalami putus asa dan bersedih.

Meskipun demikian, setiap cobaan yang berdatangan seharusnya dihadapi dengan keikhlasan hati. Pentingnya bermunajat dan bertawakal kepada Allah SWT agar diberikan kemudahan dan pertolongan. Allah SWT berfirman dalam QS. Al Insyirah ayat 5-6.

فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (5) إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (6)

Artinya: ““Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan” (QS. Al-Insyirah: 5-6).”

Ikhlas menjadi kunci utama dalam menjalani kehidupan, baik dari segi ibadah, cobaan, dan lain sebagainya. Sebab ikhlas merupakan perbuatan yang dikatagorikan dalam perbuatan terpuji.

Ikhlas adalah perbuatan yang murni dan tulus yang dilakukan oleh manusia yang di niatkan untuk mencari ridha Allah SWT. Perbuatan yang berhubungan dengan hati ini masuk dalam katagori ibadah. Seseorang yang mampu menerima segala sesuatu secara ikhlas akan memiliki hati yang tulus. Dapat disimpulkan bahwa manusia yang memiliki sifat ikhlas akan senantiasa menerima takdir dan ketetapan dari Allah SWT untuknya. Ikhlas merupakan tujuan utama dalam beribadah kepada Allah SWT maupun beribadah yang berkesinambungan dalam sosial masyarakat. Ikhlas merupakan bentuk ajaran dasar yang diutus kepada semua rasul Allah SWT.

Berkaitan dengan ikhlas, Syekh Nawawi Al-Bantani membaginya menjadi 3 tingkatan, hal ini sebagaimana diungkap dalam kitab Nurudh Dholam (Syekh Nawawi Al-Bantani, Nurudh Dholam.

1. Ikhlas karena Allah
   Ikhlas karena Allah menempati posisi pertama dan utama. Ikhlas dalam kelompok ini adalah seorang mukmin ketika beribadah kepada Allah dan melakukan amal saleh, sama sekali tidak mengharapkan apapun kecuali ridla Allah, tidak juga mengharapkan pahala surga atau untuk menghindari siksa neraka. Menurut Syekh Nawawi, ikhlas seperti ini berada pada tingkatan tertinggi.
2. Ikhlas karena Akhirat
   Tingkatan ikhlas kedua adalah beribadah dan beramal saleh karena mengharapkan pahala, mendapatkan surga, dan takut pada siksa neraka. Menurut Syekh Nawawi, tingkatan ikhlas ini berada pada tingkatan menengah.
3. Ikhlas karena Dunia
   Tingkatan ikhlas terakhir adalah beribadah karena mengharapkan balasan di dunia, misalnya seseorang melakukan ibadah membaca Surat Al-Waqi‘ah dengan harapan bisa mendapat kekayaan, mengeluarkan sedekah berharap mendapat rezeki yang berlipat ganda, dan seterusnya. Menurut Syekh Nawawi, ikhlas seperti ini adalah ikhlash yang berada pada tingkatan paling rendah.

Semoga kita semua senantiasa dalam golongan orang-orang yang selalu ikhlas dalam menjalani kehidupan sehari-hari dan senaniasa menerima ketetapan dari Allah SWT dengan husnuzdan dan hati yang penuh keikhlasan. Semoga dengan tulisan ini memberikan manfaat bagi para pembaca. Wallahu A`lam Bishowab.