Pengaruh cinta dan benci dalam kehidupan

Santrimilenial.id_Cinta dan benci adalah dua perasaan mendasar dalam kehidupan manusia yang memengaruhi banyak aspek, termasuk tindakan, pikiran, dan keputusan. Dalam Islam, cinta dan benci tidak hanya terkait dengan emosi manusiawi, tetapi juga terikat dengan nilai-nilai moral dan spiritual. Islam mengajarkan bahwa cinta dan benci harus berdasarkan pada ketaatan kepada Allah SWT.

Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda:

“Barangsiapa mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah, dan menahan karena Allah, maka sungguh dia telah menyempurnakan iman.” (HR. Abu Dawud).

Dalil ini menunjukkan bahwa cinta dan benci seorang mukmin harus berdasar atas dasar keimanan kepada Allah. Cinta harus ber implementasi kepada hal-hal yang endatangkan ridha Allah, seperti mencintai sesama muslim, keluarga, dan kebaikan. Sementara itu, benci mengarah pada hal-hal yang dilarang Allah, seperti keburukan, kezaliman, dan perbuatan dosa.

Al-Quran juga memberikan pedoman tentang bagaimana cinta dan benci harus dikelola. Allah berfirman dalam Surah Al-Mumtahanah ayat 8:

لَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ أَنْ تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ

“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu karena agama dan tidak mengusirmu dari negerimu. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil.”

Ayat ini mengajarkan bahwa meskipun kita memiliki perasaan benci terhadap kejahatan atau permusuhan, kita harus tetap adil dan berbuat baik kepada orang lain yang tidak memusuhi kita. Oleh karena itu, cinta dan benci dalam Islam bukanlah semata-mata perasaan, tetapi juga harus dibarengi dengan prinsip keadilan dan moralitas.

Dengan demikian, cinta dan benci dalam Islam sangat mempengaruhi perilaku seorang mukmin. Keduanya adalah alat untuk meningkatkan kebaikan, mencegah kemungkaran, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Oleh: Al Ma’ruf PP Salaf Apik Kaliwungu

Anda mungkin juga suka.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *