“Tuhan itu gak adil!”, ucap orang yang putus asa dan tak mengerti hikmah kehidupan.
Eiits.. Jangan ditiru ya dek ya..! Semoga kamu bukan termasuk orang-orang yang berkata demikian. Kadang kala kita merasa putus asa, merasa lingkungan tak mengerti apa yang kita rasakan hingga seakan-akan dunia tidak berlaku adil kepada kita.
Semuanya pasti berat, dan kamu melakukan semuanya seorang diri. Apa yang kamu inginkan dan yang kamu usahakan tak terjadi seperti yang kamu harapkan.
Tapi cobalah renungi kembali. Apakah yang kamu inginkan itu memang baik bagimu? Apakah kamu yakin keinginanmu adalah yang terbaik?
Memangnya setahu apa sih kamu dengan takdirmu? Tahukah kamu mana yang baik dan buruk?. Coba renungi ayat ini.
عَسٰۤى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْــئًا وَّهُوَ خَيْرٌ لَّـکُمْ ۚ وَعَسٰۤى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْــئًا وّهُوَ شَرٌّ لَّـكُمْ ۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْـتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ
“Boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah [2]: 216)
Misal kamu ingin kaya dan sudah mengusahakannya, akan tetapi Allah Swt tidak memberikannya kepadamu. Karena bisa jadi jika kamu menjadi kaya, kamu akan lupa dan lalai dari-Nya. Bersyukurlah jika itu tidak terjadi, karena Allah ingin kamu jadi lebih taat.
Ketika seseorang tidak diberi kekayaan Ia akan cenderung lebih sering mendekatkan diri kepada Allah Swt. Dia tahu kalau Ia sangat membutuhkan Tuhannya. Berbeda dengan orang kaya yang kebutuhannya selalu terpenuhi, Ia akan cenderung lupa dan lalai. Allah Swt Maha Tahu dari apa yang kita tahu.
Kita perlu mengelola diri. Belajar ikhlas atas apapun yang ditakdirkan di hadapan kita, dan selalu berbaik sangka atas skenario Allah Swt. kepada kita.
Jika kita membayangkan sesuatu yang baik akan datang kepada kita, maka itu akan terjadi, begitu pula sebaliknya. Sebagaimana sebuah hadits qudsi:
“أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي فَإِنْ ظَنَّ بِي خَيْرًا فَلَهُ الْخَيْرُ فَلَا تَظُنُّوا بِاللَّهِ إِلَّا خَيْرًا”
“Aku bersama dengan prasangka hambaku kepadaku. Apabila Ia berprasangka baik, baginya akan mendapat kebaikan. Maka janganlah berprasangka kepada Allah Swt selain kebaikan.”
Allah Swt sebagaimana prasangka hamba kepada-Nya. Jika seorang hamba berprasangka baik, Allah akan memberikannya kebaikan. Begitu pula sebaliknya, oleh karena itu janganlah berprasangka kepada Allah Swt selain kebaikan.
Teruslah berprasangka baik kepada Allah atas apa yang akan engkau alami, maka engkau akan mendapatkan kebaikan seperti yang kau sangkakan.
Wallahu A’lam Bisshowab.
Sumber gambar: Khazanahimani.com
Penulis: Vina Rahma Sania [Duta Damai Santri Jateng]
Sepak bola lebih dari sekadar permainan di atas lapangan hijau. Di tribun stadion, supporter menjadi…
Penyakit seperti diabetes, kanker, atau jantung memerlukan perawatan jangka panjang dengan biaya yang bisa mencapai…
Di kehidupan yang sangat praktis ini, banyak makanan cepat saji yang beredar di sekitar kita.…
Komunikasi adalah bagian penting dalam kehidupan manusia. Melalui ucapan, kita dapat menyuarakan berbagai ide, menyampaikan…
Perguruan tinggi sebagai pusat pendidikan dan pengembangan intelektual, seharusnya menjadi benteng melawan paham radikalisme. Namun,…
Minum es teh sudah menjadi kebiasaan bagi banyak orang di Indonesia. Segar, murah, dan mudah…