Narasi

Teknologi Digital: Penyelamat atau Penjerat?

Teknologi digital sudah merambah pada setiap aspek kehidupan kita. Mulai dari cara kita berkomunikasi, bekerja, belajar, hingga bersenang-senang, teknologi digital telah mengubah cara kita berinteraksi dengan dunia. Namun, di tengah manfaatnya yang luar biasa, muncul pertanyaan mendasar, apakah teknologi digital benar-benar menyelamatkan kita, atau justru menjerat kita dalam ketergantungan yang berbahaya?

Ada beberapa fakta Menarik mengenai Ketergantungan Digital seperti Ketergantungan pada Ponsel. Pertama, Sebuah studi oleh Pew Research Center pada tahun 2022 menemukan bahwa 97% orang dewasa di Amerika Serikat memiliki ponsel pintar. Lebih dari setengah dari mereka mengaku memeriksa ponsel mereka “terus-menerus” atau “sangat sering”. Kedua, Sindrom FOMO atau “Fear of Missing Out” adalah perasaan cemas dan tidak nyaman karena merasa ketinggalan informasi atau pengalaman yang dialami orang lain. Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media sosial yang berlebihan dapat memicu FOMO dan meningkatkan kecemasan. Dan yang ketiga, Gangguan Tidur: Cahaya biru yang dipancarkan dari perangkat elektronik dapat mengganggu produksi melatonin, hormon yang mengatur siklus tidur. Studi menunjukkan bahwa penggunaan perangkat elektronik sebelum tidur dapat menyebabkan gangguan tidur, kelelahan, dan penurunan konsentrasi.

Sisi Teknologi Digital Sebagai Penyelamat

Di sisi ini mari kita lihat teknologi digital memberikan manfaat yang tak terbantahkan seperti:

  • Akses Informasi: Teknologi digital telah membuka akses ke informasi yang tak terbatas. Kita dapat mempelajari apa saja, kapan saja, dan di mana saja.
  • Konektivitas Global: Teknologi digital telah menghubungkan manusia di seluruh dunia. Kita dapat berkomunikasi dengan orang-orang di berbagai negara dengan mudah dan murah.
  • Peningkatan Efisiensi: Teknologi digital telah meningkatkan efisiensi dalam berbagai bidang, seperti bisnis, pendidikan, dan kesehatan.

Kunci untuk memanfaatkan teknologi digital secara bijak adalah dengan mencari keseimbangan. Kita harus menyadari potensi bahaya ketergantungan dan menggunakan teknologi digital secara bertanggung jawab.

  1. Batasi Penggunaan, tetapkan batas waktu dalam penggunaan perangkat elektronik dan luangkan waktu untuk berinteraksi dengan dunia nyata.
  2. Tingkatkan Keterampilan Digital untuk menggunakan teknologi digital secara efektif dan efisien.
  3. Mencari Dukungan jika merasa kesulitan untuk mengendalikan penggunaan teknologi digital, seperti dukungan dari keluarga, teman, atau profesional.

“Teknologi adalah alat. Alat itu netral. Itu tergantung pada manusia untuk menentukan bagaimana menggunakannya.” – Carl Sagan, Cosmos

Teknologi digital adalah alat yang ampuh yang dapat membawa manfaat besar bagi manusia. Namun, kita harus menggunakannya dengan bijak dan bertanggung jawab. Dengan mencari keseimbangan dan mengendalikan penggunaan teknologi digital, kita dapat memanfaatkannya untuk kebaikan dan menghindari jebakan ketergantungan yang berbahaya.

Sumber:

Pew Research Center. (2022). Mobile Fact Sheet. https://www.pewresearch.org/internet/fact-sheet/mobile/

Pew Research Center. (2022). Americans’ Smartphone Use in 2022. https://www.pewresearch.org/internet/2022/04/07/americans-smartphone-use-in-2022/

Przybylski, A. K., Murayama, K., DeHaan, C. R., & Gladwell, V. (2013). “I’m so lonely, I’m so happy”: Investigating the relationship between Facebook use and loneliness. Computers in Human Behavior, 29(6), 2431-2438.

Chang, A. M., Aeschbach, D., & Czeisler, C. A. (2015). Media use at night and its association with insomnia symptoms, daytime sleepiness, and morningness. Behavioral Sleep Medicine, 13(1), 10-21.

Ihda Lulu Izzahroh

Recent Posts

Supporter Sepak bola : Wujud Nasionalisme Modern

Sepak bola lebih dari sekadar permainan di atas lapangan hijau. Di tribun stadion, supporter menjadi…

20 jam ago

Sakit Itu Mahal, Sehat Lebih Mahal Lagi (2)

Penyakit seperti diabetes, kanker, atau jantung memerlukan perawatan jangka panjang dengan biaya yang bisa mencapai…

2 hari ago

Sakit Itu Mahal, Sehat Lebih Mahal Lagi (1)

Di kehidupan yang sangat praktis ini, banyak makanan cepat saji yang beredar di sekitar kita.…

2 hari ago

Jaga Ucapanmu

Komunikasi adalah bagian penting dalam kehidupan manusia. Melalui ucapan, kita dapat menyuarakan berbagai ide, menyampaikan…

3 hari ago

Mencegah Radikalisme di Kampus: Peran Mahasiswa dalam Membangun Lingkungan Akademik yang Inklusif

Perguruan tinggi sebagai pusat pendidikan dan pengembangan intelektual, seharusnya menjadi benteng melawan paham radikalisme. Namun,…

3 hari ago

Es Teh Setiap Hari: Sehat atau Bahaya?

Minum es teh sudah menjadi kebiasaan bagi banyak orang di Indonesia. Segar, murah, dan mudah…

3 hari ago