santrimillenial.id – Di era digitalisasi yang serba cepat seperti sekarang, kemampuan berpikir kritis menjadi hal yang penting. Kita dibanjiri oleh berbagai jenis informasi, mulai dari yang faktual hingga menyesatkan yang seringkali disajikan tanpa konteks atau analisis mendalam. Dalam kondisi ini, seni berpikir yakni kemampuan untuk menganalisis, mengevaluasi, dan menyusun argumen secara logis, menjadi keterampilan esensial untuk memilah informasi yang akurat dan relevan.
Mengasah seni berpikir bukan hanya membantu kita dalam mengambil keputusan yang lebih bijaksana, tetapi juga melindungi kita dari pengaruh informasi yang salah dan manipulatif. Di tengah arus informasi yang begitu deras, kemampuan berpikir kritis tidak hanya menjadi bekal individu, tetapi juga merupakan fondasi bagi kemajuan masyarakat yang lebih berpengetahuan dan bijaksana.
Dalam mengasah seni berpikir di era informasi memerlukan pemahaman mendalam tentang bagaimana pikiran manusia bekerja dan bagaimana kita dapat memperbaiki proses berpikir kita. Menurut seorang psikolog peraih nobel penghargaan melalui karyanya “Thinking, Fast and Slow,” Yakni Daniel Kahneman, manusia memiliki dua sistem berpikir: Pertama, sistem yang bersifat cepat, intuitif, dan emosional. Kedua, sistem yang bersifat lambat, logis, dan analitis. Di era informasi, kita seringkali mengandalkan sistem pertama untuk menyaring informasi yang begitu melimpah, karena keterbatasan waktu dan energi. Namun, hal ini dapat mengarah pada pengambilan keputusan yang impulsif dan kurang akurat.
Steven Pinker, seorang psikolog kognitif, juga menekankan pentingnya kemampuan berpikir rasional dalam menghadapi tantangan modern. Dalam bukunya “Rationality: What It Is, Why It Seems Scarce, Why It Matters,” Steven Pinker berargumen bahwa kemampuan berpikir rasional adalah kunci untuk menavigasi dunia yang kompleks dan seringkali membingungkan. Pinker juga menekankan meskipun kita hidup di era yang di mana informasi lebih mudah diakses daripada sebelumnya, kita tetap memerlukan kerangka berpikir yang kuat untuk mengevaluasi dan memahami informasi tersebut.
Selain itu, Carol Dweck, seorang psikolog yang dikenal melalui konsep growth mindset, menyatakan bahwa kemampuan berpikir kritis dapat ditingkatkan melalui pembelajaran dan latihan yang konsisten. Menurutnya, individu yang percaya bahwa kemampuan intelektual mereka dapat berkembang (growth mindset) lebih cenderung untuk berusaha meningkatkan kemampuan berpikir kritis mereka.
Dengan memahami dan menerapkan konsep-konsep dari para ahli psikologi ini, kita dapat lebih efektif dalam mengasah seni berpikir. Dalam praktiknya, berarti kita meluangkan waktu untuk menganalisis informasi secara lebih mendalam, berlatih untuk mengatasi bias kognitif, dan terbuka terhadap gagasan-gagasan baru yang menantang keyakinan kita. Dengan demikian, kita dapat menjadi individu yang lebih tangguh dalam menghadapi banjir informasi, serta mampu membuat keputusan yang lebih cerdas dan bijaksana dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh: Muhammad Sholihul Huda, PP Mansajul Ulum, Pati.
Sepak bola lebih dari sekadar permainan di atas lapangan hijau. Di tribun stadion, supporter menjadi…
Penyakit seperti diabetes, kanker, atau jantung memerlukan perawatan jangka panjang dengan biaya yang bisa mencapai…
Di kehidupan yang sangat praktis ini, banyak makanan cepat saji yang beredar di sekitar kita.…
Komunikasi adalah bagian penting dalam kehidupan manusia. Melalui ucapan, kita dapat menyuarakan berbagai ide, menyampaikan…
Perguruan tinggi sebagai pusat pendidikan dan pengembangan intelektual, seharusnya menjadi benteng melawan paham radikalisme. Namun,…
Minum es teh sudah menjadi kebiasaan bagi banyak orang di Indonesia. Segar, murah, dan mudah…