Tingkatkan Budaya Membaca Untuk Kemajuan Bangsa

Membaca dapat menjadi salah satu cara agar kita tidak tersesat dalam melangkah. Dengan membaca, nantinya kita bisa punya banyak wawasan untuk ke mana diri kita ini harus dibawa. Karena ketika kita kalau mau berjalan pasti akan lewat jalur yang telah kita yakini aman terlebih dahulu.

Maksud dari berjalan di sini tidak semata-mata hanya berjalan di jalanan biasa, tapi berjalan mengarungi segala rintangan kehidupan. Semakin banyak bacaan yang kita baca, semakin banyak pula wawasan yang akan tertanam dalam pikiran kita. Ketika kita punya banyak wawasan, pasti kita akan sedikit tenang dalam menyikapi setiap masalah yang berdatangan.

Membaca juga dapat menjadi salah satu kunci untuk lajunya peradaban dunia. Semakin tinggi tingkat pembaca di suatu negara, semakin pesat pula laju peradabannya. Hal tersebut menjadi bukti dahsyatnya makna tersirat dari wahyu yang pertama kali diterima oleh Nabi Muhammad, yakni iqra’ yang berarti “Bacalah”.

Tapi, jika kita lihat budaya membaca ternyata sangat rendah di negara Indonesia. Menurut data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia amat memprihatinkan. UNESCO memprediksi tingkat pembaca di Indonesia hanya 0,001%. Artinya, bahwa dari 1000 penduduk Indonesia, hanya ada 1 orang yang giat dalam membaca. Bahkan, berdasarkan riset yang bertajuk World’s Most Literate Nations Ranked yang dilakukan oleh Central Connecticut State University tepat pada Maret 2016 lalu, Indonesia menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca. Padahal, dari segi penilaian insfrastuktur untuk mendukung minat baca, peringkat negara Indonesia berada di atas negara-negara Eropa.

Di era gempuran gatget sekarang ini sebenarnya sangat memudahkan bagi siapapun untuk bisa membaca. Banyak sekali fasilitas buku-buku gratis yang tersedia di perpustakaan online. Tapi, tinggal kita mau atau tidak untuk melakukan kegiatan membaca tersebut.

Saat ini budaya membaca hampir rusak akibat maraknya game online. Anak-anak kecil banyak yang lebih suka memegang HP dimiringkan-main game- dibandingkan membaca buku. Jika hal ini terus saja berlanjut, lantas bagaimana untuk terciptanya Indonesia Emas 45 mendatang?

Sebagai generasi muda bangsa Indonesia, sudah sepantasnya untuk kita membangun minat baca. Bermain game online tidak ada salahnya jika tahu batasan waktu, karena hal tersebut juga dapat menjadi bahan refresing waktu jenuh. Terdapat banyak sekali yang bisa kita dapatkan ketika mau membaca. Maka dari itu, kita harus terus menghidupkan budaya membaca, terlebih bagi para pelajar untuk memajukan lagi negara Indonesia ini.

Oleh: Muhammad Sholihul Huda, PP Mansajul Ulum, Pati.

Anda mungkin juga suka.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *