Santrimillenial.id – Masih dalam perayaan peringatan Hari Santri yang jatuh pada tanggal 22 Oktober, dan merupakan momen bersejarah dalam perjalanan bangsa Indonesia. Peringatan ini ditetapkan untuk menghormati peran penting para santri dalam perjuangan kemerdekaan, khususnya terkait dengan Resolusi Jihad yang dikeluarkan oleh KH Hasyim Asy’ari pada 22 Oktober 1945. Resolusi tersebut menggerakkan umat Islam, terutama kalangan santri, untuk mempertahankan kemerdekaan dari penjajah.
Di era modern ini, khususnya dengan munculnya Generasi Z (Gen Z), makna Hari Santri mengalami perkembangan yang menarik. Gen Z, yang lahir pada pertengahan hingga akhir 1990-an dan awal 2010-an, tumbuh di tengah perkembangan pesat teknologi dan globalisasi. Mereka adalah generasi yang sangat akrab dengan dunia digital, informasi cepat, dan perubahan sosial yang dinamis. Bagaimana peran Gen Z dalam menjaga dan merayakan nilai-nilai Hari Santri di zaman ini?
Gen Z memiliki kemampuan untuk menghubungkan tradisi dan nilai-nilai keagamaan dengan teknologi modern. Santri masa kini tidak hanya belajar di pondok pesantren, tetapi juga aktif di media sosial, membuat konten dakwah, dan berdiskusi tentang keislaman di platform digital. Peringatan Hari Santri bagi Gen Z bisa menjadi ajang untuk menyebarkan nilai-nilai Islam yang moderat dan cinta tanah air dengan cara yang relevan dan kreatif, seperti melalui konten video, infografis, hingga podcast.
Platform-platform seperti Instagram, TikTok, YouTube, dan Twitter sering dimanfaatkan oleh Gen Z untuk menyuarakan pandangan mereka, termasuk mengenai agama. Ini menciptakan peluang bagi generasi ini untuk menafsirkan kembali semangat jihad, bukan sebagai perang fisik, tetapi sebagai perjuangan dalam menegakkan keadilan, perdamaian, dan kesejahteraan sosial.
Pendidikan karakter yang menjadi inti dari kehidupan pesantren masih sangat relevan bagi Gen Z. Di tengah arus informasi yang begitu deras, santri Gen Z dituntut untuk memiliki filter yang kuat terhadap konten yang mereka konsumsi. Nilai-nilai kejujuran, kemandirian, dan kedisiplinan yang diajarkan di pesantren berperan penting dalam membentuk karakter kuat yang dapat bersaing di era global.
Peringatan Hari Santri juga menjadi pengingat bahwa identitas santri tidak hanya berfokus pada pendidikan agama, tetapi juga bagaimana mereka berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat. Ini berarti Gen Z santri harus mampu menjadi agen perubahan di lingkungannya, baik dalam ranah pendidikan, sosial, maupun politik, dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai Islami yang mereka pelajari.
Meskipun teknologi menawarkan banyak peluang, Gen Z santri juga dihadapkan pada tantangan serius. Salah satunya adalah terjangan ideologi-ideologi yang tidak sesuai dengan nilai keislaman dan kebangsaan. Dalam dunia yang serba terbuka, narasi radikal, hoaks, dan ajaran-ajaran yang menyimpang dapat dengan mudah tersebar. Oleh karena itu, santri Gen Z harus lebih kritis dan bijaksana dalam menyaring informasi yang mereka temukan di internet.
Namun, di sisi lain, ini juga menjadi peluang besar bagi mereka untuk menyebarkan dakwah yang sejuk, ramah, dan inklusif. Banyak santri Gen Z yang sudah memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan pesan damai dan memperkenalkan wajah Islam Nusantara yang penuh toleransi dan kearifan lokal.
Hari Santri juga dapat menjadi momentum bagi Gen Z untuk lebih aktif berpartisipasi dalam isu-isu global. Generasi ini memiliki akses yang luas ke informasi dan jejaring internasional, sehingga peran santri kini tidak hanya terbatas di level nasional, tetapi juga bisa membawa misi damai dan harmoni ke kancah dunia. Ini bisa diwujudkan melalui dialog antaragama, pertukaran pelajar, hingga pengembangan komunitas yang berfokus pada perdamaian global.
Dalam konteks modern, jihad bagi santri tidak lagi dipahami dalam pengertian fisik, tetapi lebih pada jihad intelektual dan spiritual. Gen Z santri dapat berjuang dalam berbagai bidang, seperti pendidikan, ekonomi, dan teknologi, untuk memajukan bangsa dan agama. Peran santri di bidang teknologi dan inovasi, misalnya, menjadi semakin relevan di era industri 4.0. Jihad hari ini adalah bagaimana santri Gen Z bisa beradaptasi dan memberikan kontribusi nyata dalam membangun peradaban yang lebih baik.
Gen Z dengan segala keunikannya memiliki potensi besar untuk menjaga dan merayakan nilai-nilai Hari Santri di era digital. Mereka adalah generasi yang dinamis, adaptif, dan kreatif, yang dapat menjadikan peringatan ini lebih relevan dengan zaman tanpa menghilangkan esensi perjuangan dan pengabdian yang menjadi inti dari kehidupan santri. Dengan mengintegrasikan teknologi dan nilai-nilai keislaman, Gen Z santri bisa menjadi agen perubahan yang tidak hanya membanggakan dalam skala nasional, tetapi juga global.