Narasi

Sakit Itu Mahal, Sehat Lebih Mahal Lagi (1)

Di kehidupan yang sangat praktis ini, banyak makanan cepat saji yang beredar di sekitar kita. Banyak orang rela mengeluarkan uang lebih untuk membeli makanan mahal, baik untuk alasan kenyamanan, status sosial, atau sekadar mengikuti tren. Namun, tidak jarang makanan dengan harga tinggi justru tidak sehat dan memberikan dampak buruk bagi tubuh dalam jangka panjang.

Burger dengan harga puluhan hingga ratusan ribu rupiah dengan tambahan keju dan daging yang tebal terlihat sangat mewah. Tapi mengandung lemak jenuh, gula dan garam yang tinggi. Dessert dengan tampilan lucu dan menarik seringkali memiliki kandungan gula yang sangat tinggi dan kalori berlebih.

Banyak orang menyukai seblak karena rasanya yang lezat, tetapi mengkonsumsi terlalu banyak bisa berbahaya bagi kesehatan Anda. Makan seblak terlalu sering dapat menyebabkan penyakit seperti gastritis, refluks gastroesofagus (GERD), hipertensi, obesitas, kolesterol tinggi, dan gangguan ginjal. Selain itu, seblak yang pedas dapat menyebabkan masalah pencernaan jika mengkonsumsinya dalam jumlah yang melebihi ambang batas. Seblak biasanya mengandung bahan tambahan yang tinggi kalori dan lemak seperti sosis, bakso, dan kerupuk. Makan makanan berlebihan yang mengandung banyak kalori dan lemak dapat meningkatkan berat badan dan meningkatkan risiko obesitas.

Mengapa Memilih Makanan Mahal?

Ironisnya, meskipun makanan ini mahal, pembeli tetap membelinya tanpa mempertimbangkan efeknya pada kesehatan mereka. Makanan mahal sering dianggap sebagai tanda status sosial. Berbagi foto makanan mewah di media sosial adalah sesuatu yang membuat orang bangga. Makanan mahal biasanya dengan bahan tambahan atau bumbu yang membuatnya lebih lezat, meskipun tidak sehat. Iklan makanan atau tren kuliner yang menggoda membuat orang tergoda untuk mencobanya, bahkan jika itu tidak baik untuk kesehatan mereka.

Harga mahal bukanlah jaminan kualitas nutrisi. Penting bagi kita untuk lebih bijak dalam memilih makanan, tidak hanya mengutamakan rasa atau gengsi, tetapi juga mempertimbangkan dampak bagi kesehatan. Makanan yang benar-benar berharga adalah yang memberikan manfaat jangka panjang bagi tubuh, bukan sekadar memuaskan selera sesaat.

Hanifah Indra Suryani

Recent Posts

Supporter Sepak bola : Wujud Nasionalisme Modern

Sepak bola lebih dari sekadar permainan di atas lapangan hijau. Di tribun stadion, supporter menjadi…

16 jam ago

Sakit Itu Mahal, Sehat Lebih Mahal Lagi (2)

Penyakit seperti diabetes, kanker, atau jantung memerlukan perawatan jangka panjang dengan biaya yang bisa mencapai…

2 hari ago

Jaga Ucapanmu

Komunikasi adalah bagian penting dalam kehidupan manusia. Melalui ucapan, kita dapat menyuarakan berbagai ide, menyampaikan…

2 hari ago

Mencegah Radikalisme di Kampus: Peran Mahasiswa dalam Membangun Lingkungan Akademik yang Inklusif

Perguruan tinggi sebagai pusat pendidikan dan pengembangan intelektual, seharusnya menjadi benteng melawan paham radikalisme. Namun,…

3 hari ago

Es Teh Setiap Hari: Sehat atau Bahaya?

Minum es teh sudah menjadi kebiasaan bagi banyak orang di Indonesia. Segar, murah, dan mudah…

3 hari ago

Tantangan Pemerintahan Baru Indonesia

Pelantikan presiden baru selalu menjadi momen penting dalam sejarah politik Indonesia. Pada 20 Oktober 2024,…

3 hari ago