Ketika Hari Guru tiba, biasanya perhatian kita tertuju kepada guru sekolah, sosok yang mengajarkan kita membaca, menulis, dan berhitung. Namun, ada sosok guru lainnya yang sering kali terlewatkan dari apresiasi kita, yaitu guru ngaji. Padahal, melalui bimbingan mereka, kita belajar membaca Al-Qur’an, memahami nilai-nilai agama, dan menanamkan ilmu tentang akhirat yang menjadi bekal terpenting dalam kehidupan.
Guru ngaji adalah pelita di tengah gelap. Mereka bukan hanya mengajarkan huruf hijaiyah atau cara membaca Al-Qur’an dengan tajwid yang benar, tetapi juga menanamkan akhlak mulia, mengenalkan kita kepada Allah SWT, dan mendidik kita untuk menjadi manusia yang beriman dan bertakwa.
Dalam keseharian, banyak guru ngaji yang bekerja dengan penuh keikhlasan. Sebagian besar dari mereka tidak menerima bayaran yang sepadan dengan usaha dan waktu yang mereka curahkan. Bahkan, banyak guru ngaji yang mengajar secara sukarela demi mengamalkan ilmu yang mereka miliki. Namun, keikhlasan mereka justru menjadi pelajaran besar bagi kita: bahwa ilmu adalah sesuatu yang harus dibagikan tanpa pamrih.
Sebagai murid, kita memiliki kewajiban untuk menghormati dan mengapresiasi guru ngaji kita. Ucapan terima kasih yang sederhana atau doa untuk kesejahteraan mereka bisa menjadi bentuk penghargaan yang sangat berarti. Dalam Islam, menghormati guru adalah bagian dari adab yang harus kita jaga. Bahkan Rasulullah SAW mengajarkan kita untuk memuliakan orang yang mengajarkan Al-Qur’an:”Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari)
Semoga semua guru ngaji mendapatkan balasan yang terbaik dari Allah SWT atas keikhlasan dan dedikasi mereka. Selamat Hari Guru untuk semua guru, termasuk para guru ngaji yang mengantarkan kita menuju keberkahan dunia dan akhirat.
Pilkada serentak 2024 adalah salah satu agenda penting dalam demokrasi Indonesia. Momentum ini memberikan kesempatan…
Enviromental Responsibility atau Tanggung Jawab Lingkungan adalah tanggung jawab bersama. Polusi udara, air, dan tanah…
Mengunggulkan diri sendiri adalah sikap memamerkan kelebihan untuk mendapatkan validasi. Sikap ini disebut juga sikap…
Hidup di tengah-tengah masyarakat dengan berbagai sifat dan kemampuan. Seringkali muncul perasaan menyepelekan orang lain.…
Pembakaran Baitul Hikmah oleh Bangsa Mongol Pada abad ke-13, dunia Islam sedang berada di puncak…
Setiap individu memiliki pengalaman hidup yang unik, dan pengalaman tersebut membentuk cara pandang mereka. Dengan…