Tempat-tempat Bersejarah Di Yordania

Oleh: Al Ma’ruf PP Salaf APIK KALIWUNGU

1. Masjid al-Husayni

Santrimilenial.id_Masjid ini terletak di jantung kota Amman, berdekatan dengan Pasar Al Ballad. Bahwa Masjid ini pada mulanya di bangun pada masa kejayaan Khalifah Umar bin Al Khattab Ra, tahun 640 Masehi, dan ini merupakan masjid tertua di Amman. Nama masjid ini di nisbahkan kepada al-Sharif al-Husayn bin Ali. Masjid ini pernah runtuh, namun tahun 1923/1924 M di bangun kembali oleh raja Abdullah pertama yang berkuasa waktu itu, dengan tetap mempertahankan sentuhan arsitektur gaya Turki, yang terlihat hampir di setiap sudut bangunan masjid. Meski telah berusia ratusan tahun, namun masjid ini masih terpelihara baik. Setiap Jumat tiba, penduduk Amman yang tinggal di sekitar masjid, melaksanakan sholat jama’ah dengan khusyuk. Masjid al-Husayn ini panjangnya 58,5 meter dan lebarnya 12,5 meter. Memiliki dua menara, masing-masing tingginya 70 m yang sebelah kanan dan 35 m yang sebelah kiri.

2. Laut Mati

Al-bahr al-mayyitjuga di sebut dengan bahirah Lut bahr Lut. Laut mati ini merupakan tempat terendah di permukaan bumi, terletak 408meter di bawah permukaan laut.[2] Menginjakkan kaki di tempat ini, akan terasa sentuhan Islam melalui kisah perjuangan di masa Nabi Luth AS. Menjadi tanda peringatan akan kekejian perilaku kaum Nabi Luth, yang memuja dewa-dewa dan berperilaku menyimpang, saling mencintai sesama jenis. Ketika Nabi Luth menyuruh mereka meninggalkan perilaku maksiat dan menyampaikan perintah Allah, mereka ingkar, dan menolaknya sebagai seorang Nabi dan melanjutkan perilaku menyimpang mereka. Sebagai balasannya, mereka di hancurkan dengan bencana yang sangat mengenaskan.

Ketika membaca Perjanjian Lama, kitab suci umat Nasrani dan Yahudi, akan kita ketahui bahwa hal ini di lukiskan dengan istilah yang sama sebagaimana dalam Al Qur’an.Menurut Perjanjian Lama, tempat tinggal kaum berperilaku menyimpang ini adalah kota Sodom. Temuan purbakala hasil penggalian mengungkapkan, kota tersebut di bangun dekat Laut Mati, di sepanjang perbatasan Israel dan Yordania. Para arkeolog yang bekerja di wilayah tersebut menemukan bukti telah tejadinya bencana mengerikan. Kerusakan parah pada rangka manusia yang berhasil di gali menandakan telah terjadinya gempa bumi dahsyat. Al Qur’an surat Hud ayat 82-83, mengungkapkan bahwa malaikat datang kepada Nabi Luth dan memperingatkan hal ini di malam sebelum terjadinya bencana.

Para utusan (malaikat) berkata: “Hai Luth, sesungguhnya kami adalah utusan-utusan Tuhanmu, sekali-kali mereka tidak akan dapat mengganggu kamu, sebab itu pergilah dengan membawa keluarga dan pengikut-pengikut kamu di akhir malam dan janganlah ada seorang pun di antara kamu yang tertinggal, kecuali istrimu. Sesungguhnya dia akan di timpa azab yang menimpa mereka karena sesungguhnya saat jatuhnya azab kepada mereka ialah di waktu subuh; bukankah subuh itu sudah dekat?” Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah, dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi; yang diberi tanda oleh Tuhanmu, dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang-orang yang zalim.[3] Semua penduduk Kota Sadum (Sodom) dan ‘Amura Gomorrah , termasuk istri Nabi Luth, terkubur di dasar bumi. Bekas tanah yang di balik Allah itulah, yang sekarang menjadi laut mati (al-bahr al-mayyit). Itulah peninggalan Kota Sadum dan Amura, yang masih bisa di lihat sampai sekarang. Kini, sebagian kota tersebut menjadi wilayah Palestina dan sebagian lain menjadi wilayah Yordania.

3. Makam Nabi Shu’ayb

Sekitar setengah jam berkendaraan ke arah barat laut Kota Amman, atau ke wilayah Salt, akan di jumpai makam Nabi Shu‘ayb AS. Syu’aib (bahasa Arab: شعيب; Shu’ayb,) (sekitar 1600 SM – 1500 SM) adalah seorang nabi yang di utus kepada kaum Madyan dan Aikah. Ia di angkat menjadi nabi pada tahun 1550 SM. Namanya disebutkan sebanyak 11 kali di dalam Al-Qur’an dan ia wafat di Madyan. Makam ini pernah mengalami renovasi dan kini terletak di dalam sebuah areamasjid. Alkisah, Nabi Shu‘ayb AS, berdakwah kepada kaumnya di Negeri Madyan atau sekarang wilayah selatan Palestina. Kaum Madyan adalah penyembah berhala dan alam seperti pohon-pohon dan hutan. Penduduk Madyan akhirnya musnah di sambar petir,karena pengingkarannya terhadap dakwah Nabi Syu’ayb, kecuali Nabi Shu‘ayb dan seluruh pengikutnya.

Demikianlah, Allah Swt mengirimkan kepada mereka berbagai bentuk adzab dan musibah karena sifat dan perbuatan mereka yang buruk. Allah timpakan kepada mereka gempa bumi sebagai balasan karena mereka mengancam akan mengusir Nabi Syu’ayb dan para pengikutnya (QS. Al A’raaf: 91). Dia juga menimpakan suara yang mengguntur sebagai balasan atas olok-olokkan mereka kepada Nabi mereka (QS. Huud: 87). Dan Dia juga menimpakan kepada mereka naungan awan yang daripadanya keluar bunga api sebagai ja999waban atas permintaan mereka untuk ditimpakan adzab berupa gumpalan dari langit (QS. Asy Syu’aaraa’: 187-188).

Allah menyelamatkan Nabi Syu’ayb As dan orang-orang yang beriman bersamanya, Dia berfirman: “ Dan ketika datang adzab Kami, Kami selamatkan Syu’ayb dan orang-orang yang beriman bersamanya dengan rahmat dari Kami, dan orang-orang yang zalim dibinasakan oleh satu suara yang mengguntur, lalu jadilah mereka mati bergelimpangan di rumahnya. Seolah-olah mereka belum pernah berdiam di tempat itu. Ingatlah, kebinasaanlah bagi penduduk Madyan sebagaimana kaum Tsamud telah binasa.”[4]

4. Gua Ashab al-Kahfi

Ashab al-Kahfi adalah para pemuda yang diberi taufik dan ilham oleh Allah Swt. sehingga mereka beriman dan mengenal Rabb mereka.Mereka mengingkari keyakinan yang dianut oleh masyarakat mereka yang menyembah berhala. Mereka hidup di tengah-tengah bangsanya dan tidak menampakkan keimanan mereka ketika berkumpul sesama mereka, sekaligus karena khawatir akan gangguan masyarakatnya. Jumlah mereka adalah terdiri dari tujuh pemuda dan seekor anjing yang mendapat petunjuk dan beriman kepada Allah tertidur lelap dalam gua selama 309 tahun. Mereka melarikan diri dari kekejaman raja Dikyanus. Selengkapnya dapat dibaca dalam al-Qur’an surat al-Kahfi.

Dalam al-Qur’an disebutkan kisah sebagai berikut: Atau kamu mengira bahwa orang-orang yang mendiami gua dan (yang mempunyai) raqim itu, mereka termasuk tanda-tanda kekuasaan kami yang mengherankan? (Ingatlah) tatkala para pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua, lalu mereka berdoa: “Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini).”Maka [5]kami tutup telinga mereka beberapa tahun dalam gua itu. Kemudian kami bangunkan mereka, agar kami mengetahui manakah di antara kedua golongan itu yang lebih tepat dalam menghitung berapa lama mereka tinggal (dalam gua itu).[6] Dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun (lagi).

Goa ini sekarang populer dengan nama gua Ashabul al-Kahfi. Lokasi gua ini terdapat di Yordania di perkampungan Al-Rajib atau dalam Al-Quran di sebut Al-Raqim, yang berjarak 1.5 km dari kota Abu A’landa dekat kota Amman- Yordania. Info terakhir yang didapatkan bahwa Raja Abdullah ke 2 (Raja Yordania) telah meresmikan untuk mendirikan di muka gua Ashhabul Kahfi masjid dan ma’had yang diberi nama “Masjid Gua Ahlul Kahfi” dan Ma’had Da’wah dan Dai’.

5. Jabal (Gunung) Nebo dan Musa

Pengkaji Barat menduga bahwa sejarah Jordan bermula di Bukit Nebo (Mount Nebo). Bukit Nebo ini terletak dekat Madaba dan diyakini sebagai tempat di mana Musa[20] dikebumikan. Dari atas Mount Nebo, pengunjung dapat menikmati pemandangan Lembah Jordan, Laut Mati dan juga Jerusalem serta Bayt al-Lahm. Pada 393 M sebuah gereja telah didirikan. Pada abad ke-7 M, bukit ini menjadi tempat perkumpulan bagi para haji yang datang dari jauh. Memorial dari gangsa berbentuk ular yang meliliti palahng Salib dibuat oleh Gian–Paolo Fantoni of Florence. Ular yang ditunjukkan adalah simbolik kepada ular yang konon ditemukan di padang pasir dan dipelihara Musa dan begitu juga dengan penyaliban Isa yang bertujuan untuk menebus dosa umatnya. Kawasan ini pernah melalui zaman kerajaan Mesir, Syria, Babylon, Parsi, Macedonia, Rom, Bizantium, Arab, Mamluk dan Turki. Menjadi perhatian Kubilai Khan cucu Genghis Khan dari Mongol, juga diminati oleh Napoleon Bonaparte dan Adolf Hitler. Merupakan persingahan alternatif perdagangan sutera, rempah dan lain- lain ke Mediterranian selain dari Laut Merah.

6. Pohon Sahabi

Pohon Sahabi yang menjadi saksi bisu pertemuan Nabi Muhammad SAW dengan Biarawan Kristen bernama Bahira (arab: Buhaira). Telah ditemukan kembali oleh Pangeran Ghazi bin Muhammad dan otoritas pemerintah Yordania. ketika memeriksa arsip negara di Royal Archives. Mereka menemukan referensi dari teks-teks kuno yang menyebutkan bahwa Pohon Sahabi Berada di wilayah padang pasir di utara Yordania. Setelah 1400 tahun berlalu, pohon ini ditemukan masih hidup dan tetap tumbuh kokoh di tengah ganasnya gurun Yordania. Bersama beberapa ulama terkenal termasuk Syekh Ahmad Hassoun, Mufti Besar Suriah, Pangeran Ghazi mengadakan pengamatan dan ternyata benar bahwa pohon tua itulah yang di sebutkan dalam catatan biarawan Bahira.

Kini Pohon tersebut di lestarikan oleh pemerintah Yordania dan di pantau secara rutin keberadaannya. Keberadaan pohon ini memang cukup unik dan di nilai tidak cocok tumbuh di lingkungan sekitarnya. Pasalnya lingkungan sekitar pohon itu, merupakan tanah kering dan sangat gersang, sementara pohon Sahabi menjadi satu-satunya pohon yang tumbuh subur dengan daun yang rimbun. Kondisi ini menentang kegersangan dan ketiadaan warna dari lingkungan di sekitar pohon. Meskipun kekuatan matahari di tengah gurun sangat terik, namun akan terasa teduh ketika berada di bawah pohon ini. Tiga manuskrip kuno yang di tulis oleh Ibn Hisham, Ibn Sa’d al-Baghdadi, dan Muhammad Ibn Jarir al-Tabari menceritakan tentang kisah Bahira yang bertemu dengan bocah kecil, calon Rasul terakhir. Saat itu Muhammad baru berusia 9 atau 12 tahun. Ia menyertai pamannya Abu Thalib dalam perjalanan untuk berdagang ke Syam (Suriah). Pada suatu hari, Biarawan Bahira mendapat firasat, kalau ia akan bertemu dengan sang nabi terakhir. Tiba tiba ia melihat rombongan kafilah pedagang Arab, dan melihat pemuda kecil yang memiliki ciri-ciri sesuai yang di gambarkan dalam kitabnya.

Kemudian Bahira mengundang kafilah tersebut dalam sebuah perjamuan. Semua anggota kafilah menghadiri kecuali anak yang Ia tunggu-tunggu. Ternyata. Muhammad kecil sedang menunggu di bawah pohon untuk menjaga unta-unta. Bahira keluar mencarinya dan ia sangat takjub menyaksikan daun-daun pohon Sahabi merunduk melindungi sang pemuda dari terik Matahari. Dan segumpal awan pun ikut memayungi ke manapun ia pergi. Bahira pun meminta agar bocah kecil tersebut di ajak serta berteduh dan bersantap dalam perjamuan. Dia pun segera meneliti dan menanyai pemuda kecil ini dan menyimpulkan bahwa Dia adalah utusan terakhir yang di jelaskan dalam Alkitab. Bahira pun meyakinkan paman anak itu yakni Abu Thalib untuk kembali ke Makkah, karena orang-orang Yahudi tengah mencari Muhammad SAW kecil untuk membunuhnya. Setelah berselang 1400 tahun kemudian, pohon yang pernah meneduhi Muhammad itu masih berdiri tegak, menjadi satu-satunya pohon yang berhasil hidup di tengah padang pasir gersang, menjadi saksi sejarah tentang kenabian Muhammad saw.

Pohon ini secara ajaib di awetkan oleh Allah untuk waktu yang panjang. Dan kini siapapun masih bisa menyentuh dan berlindung di bawah cabangnya yang senantiasa rimbun. Inilah pohon yang memahami cinta buat Nabinya Muhammad SAW, sebuah pohon yang di berkahi.Sampai sekarang pohon ini masih hidup di Yordania. Sebab itu ia di juluki “The only living Sahabi” atau “satu-satunya ‘sahabat’ Nabi yang masih hidup”.

7. Kastil ajloun

Bangunan Kastil ajloun di bangun pada masa kepemimpinan salahudin al-ayyubi di bangun pada tahun 1184 M. kastil ajloun di bangun oleh keponakannya yaitu uzzadin usama atas perintah salahuddin. Kastil ajloun di bangun sebagai benteng pertahanan terhadap serangan tentara salib pada masa itu, lokasi jabal auf atau bukit auf dipilih sebagai lokasi kastil ajloun karena di rasa sangat strategis. Bangunan kokoh kastil ajloun merupakan symbol dari taktik dan kepintaran militer islam kala itu. Tergambar juga pada arsitektur bangunan nya.

Anda mungkin juga suka.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *