santrimillenial.id – Di Inggris, interfaith atau hubungan antar agama mempunyai peran penting dalam mengendalikan persatuan dan perdamaian. Seperti yang telah saya tuliskan sebelumnya, bahwa interfaith dilakukan untuk membangun empathy, equality dan trust atau kepercayaan. Selain itu, Ali Amla juga menjelaskan bahwa dalam melakukan praktik interfaith terdapat tiga step yang harus dilewati. Tingkat teratas adalah advance stage atau tahap lanjut. Pada tahap ini komunitas antar agama melakukan dialog teologi yang mendalam, menyikapi perbedaan dan menyiapkan pemimpin agama di masa depan. Lantas bagaimana dan apa saja yang harus dilakukan dalam dilog antar agama di Inggris?
Dalam tulisan ini, saya akan fokus menjelaskan terkait dengan hal tersebut. Seperti yang sudah diketahui bahwa, Inggris mempunyai komunitas keagamaan yang sangat kuat dan banyak. Contoh kecil dari komunitas tersebut adalah forum-forum keagamaan yang ada di London Central Mosque atau Masjid Pusat London. Seperti forum muslim-hindu, forum muslim-sikh dan forum muslim-budhist. Selain komunitas keagamaan yang ada di Masjid Pusat London, terdapat sebuah organisasi keagamaan oleh Canon Dr Andrew Smith, seorang direktur hubungan antar-agama untuk uskup Birmingham. Ia mendirikan organisasi The Feast, yaitu organisasi yang bergerak dalam bidang hubungan antar agama dan keyakinan bagi kalangan pemuda.
Terdapat banyak banyak kegiatan yang diinisiasi oleh organisasi ini, di antaranya adalah dialog tentang agama dan keyakinan. Kegiatan ini memiliki 3 tujuan, yaitu pertama, membangun pertemanan yang baik bagi anak muda dengan latar belakang agama yang berbeda-beda. Kedua, melakukan explorasi tentang keyakinan. Ketiga, membangun sebuah projek yang dapat memperbaiki kualitas hidup.
The Feast berkeyakinan bahwa mempelajari untuk melakukan explorasi terhadap faith atau keimanan dengan cara yang baik dan benar adalah skill yang sangat penting dalam kehidupan. Sehingga untuk mewujudkan iklim yang kundusif dalam interfaith dialogue diperlukan panduan-panduan yang harus disepakati dan dijalankan bersama oleh seluruh peserta dialog.
Adapun panduan dialog antar agama yang disusun oleh The Feast sebagaimana berikut:
- Mendengarkan sesuatu yang telah diucapkan oleh orang lain.
- Tidak memaksa orang lain untuk menjelaskan tentang sesuatu yang menjadi kepercayaannya, melainkan memberikan kesempatan yang baik orang tersebut untuk bercerita dengas sendirinya.
- Tidak menuntut orang lain untuk sepakat atas apa yang kita sampaikan.
- Mengakui perbedaan dan persamaan yang ada dalam keyakinan kita.
- Membicarakan hal positif dalam keimanan kita serta tidak mengungkapkan hal negatif yang ada keyakinan orang lain.
- Mempunyai effort yang tinggi bersama orang lain dengan tanpa memandang latar belakang keimanan, agama, gender, etnik dan umur.
- Tidak melakukan judge atau mengadili atas sesuatu yang dilakukan seseorang atau sebuah komunitas berdasarkan agama dan keyakinannya.
- Tidak menggurui orang lain atas keyakinan yang ia pegang.
- Selalu jujur dalam pembicaraan.
- Selalu menghormati orang lain. Walaupun sebenarnya kita tidak setuju dengan pandangan tersebut.
- Diskusi dapat dihentikan sewaktu-waktu jika terdapat peserta yang tidak berkenan untuk melanjutkannya.
Dengan demikian, apabila panduan tersebut dijalankan secara penuh oleh seluruh peserta diskusi, maka akan tercipta safe place atau tempat yang aman dan nyaman untuk melakukan diskusi antar agama. Wallahu ‘alam.
Penulis: Muhammad Ulil Albab, Peserta Santri International Fellowship United Kingdom 2024 sekaligus Koordinator Duta Damai BNPT RI Regional Jawa Tengah.