Fathu Mekkah (Penaklukan Mekkah) adalah salah satu peristiwa penting dalam sejarah Islam yang terjadi pada tahun 630 Masehi (8 Hijriyah). Penaklukan ini mengakhiri masa permusuhan antara kaum Muslimin dan Quraisy, serta mengubah Mekkah menjadi pusat kekuatan Islam. Berikut adalah sejarah lengkap mengenai Fathu Mekkah:
1. Latar Belakang
Sebelum Fathu Mekkah, hubungan antara kaum Quraisy di Mekkah dan kaum Muslimin di Madinah mengalami ketegangan dan pertempuran. Beberapa peristiwa penting sebelum Fathu Mekkah antara lain:
- Hijrah (622 M): Setelah hampir 13 tahun berdakwah di Mekkah, Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya (kaum Muslimin) hijrah ke Madinah karena menghadapi penganiayaan dan tekanan dari kaum Quraisy Mekkah. Hijrah ini menandai dimulainya kalender Islam dan berdirinya negara Islam pertama di Madinah.
- Perjanjian Hudaibiyah (628 M): Pada tahun 628, Nabi Muhammad SAW dan kaum Muslimin melakukan perjalanan menuju Mekkah untuk menunaikan umrah. Namun, mereka dihadang oleh kaum Quraisy di Hudaibiyah, yang mengarah pada perjanjian damai yang dikenal sebagai Perjanjian Hudaibiyah. Dalam perjanjian ini, disepakati gencatan senjata selama 10 tahun antara kaum Quraisy dan kaum Muslimin, serta kebebasan bagi suku-suku Arab untuk bergabung dengan salah satu pihak.
2. Pelanggaran Perjanjian Hudaibiyah
Pada tahun 630 M, kaum Quraisy melanggar perjanjian Hudaibiyah. Mereka mendukung suku Banu Bakr yang menyerang suku Khuza’ah, sekutu dari kaum Muslimin. Kaum Muslimin merasa bahwa perjanjian telah dilanggar, dan Nabi Muhammad SAW memutuskan untuk mengambil tindakan.
3. Persiapan Penaklukan Mekkah
Nabi Muhammad SAW mempersiapkan pasukan besar untuk menanggapi pelanggaran tersebut. Beliau memerintahkan kaum Muslimin untuk bersiap-siap dan bergerak menuju Mekkah. Nabi Muhammad SAW juga menjaga rahasia jumlah pasukan dan gerakan mereka agar kaum Quraisy tidak mengetahui niat beliau.
- Pasukan Islam yang dipersiapkan terdiri dari sekitar 10.000 orang, terdiri dari para sahabat, tentara, dan sukarelawan dari berbagai suku Arab yang sudah masuk Islam. Keberagaman suku dalam pasukan ini menunjukkan pengaruh Islam yang semakin luas.
- Gerakan Taktis: Nabi Muhammad SAW bergerak secara diam-diam, melalui rute yang tidak terduga untuk mengejutkan kaum Quraisy. Selain itu, beliau juga meminta beberapa suku yang baru masuk Islam untuk bergabung dengan pasukan Muslim.
4. Perjalanan Menuju Mekkah
Pada bulan Ramadhan tahun 8 Hijriyah (630 M), Nabi Muhammad SAW bersama pasukannya berangkat menuju Mekkah. Mereka berjalan dengan hati-hati, menjaga kerahasiaan untuk memastikan kaum Quraisy tidak siap menghadapi serangan tersebut. Beberapa pihak, seperti Banu Khuza’ah dan suku-suku lain yang berada di sekitar Mekkah, memberikan bantuan kepada pasukan Muslim.
5. Tiba di Mekkah dan Penyerahan Diri Quraisy
Ketika pasukan Muslim tiba di sekitar Mekkah, kaum Quraisy terkejut dengan jumlah pasukan yang sangat besar dan siap untuk menyerbu kota. Kaum Quraisy yang ketakutan akhirnya mengirimkan utusan untuk berdamai dengan Nabi Muhammad SAW. Mereka mengirimkan Abu Sufyan (pemimpin Quraisy) yang sebelumnya merupakan musuh besar Islam. Abu Sufyan dan kaum Quraisy memutuskan untuk menyerah tanpa perlawanan.
Nabi Muhammad SAW memberi kesempatan kepada kaum Quraisy untuk memilih antara berperang atau menyerah. Banyak di antara mereka yang memilih untuk menyerah dan menerima perdamaian. Dalam hal ini, Nabi Muhammad SAW menunjukkan kebijaksanaan dalam memperlakukan kaum Quraisy dengan belas kasihan.
6. Penaklukan Kota Mekkah
Pada akhirnya, pada 10 Ramadhan 8 Hijriyah, Nabi Muhammad SAW memasuki kota Mekkah dengan pasukannya tanpa perlawanan berarti. Beliau memasuki kota dengan penuh kebesaran dan kemuliaan, namun dengan sikap rendah hati dan penuh kesabaran. Kaum Quraisy yang telah menyerah diberikan jaminan keamanan, dan tidak ada pembunuhan massal yang terjadi.
7. Pembebasan Ka’bah dan Penyucian Kota
Setelah memasuki kota, Nabi Muhammad SAW langsung menuju Ka’bah, tempat suci umat Islam. Di sana, beliau menghancurkan patung-patung berhala yang ada di sekitar Ka’bah. Ini adalah simbol dari penghapusan penyembahan berhala dan penegakan tauhid (keyakinan hanya ada Tuhan yang Maha Esa).
Kemudian, Nabi Muhammad SAW juga mengumumkan bahwa Mekkah akan menjadi kota yang suci dan tempat perlindungan bagi siapa saja yang ingin mencari perlindungan atau keamanan. Beliau mengizinkan semua orang, tanpa kecuali, untuk masuk Islam jika mereka mau.
8. Pengampunan Kaum Quraisy
Salah satu aspek yang sangat berkesan dalam peristiwa Fathu Mekkah adalah pengampunan yang diberikan oleh Nabi Muhammad SAW kepada kaum Quraisy, meskipun mereka sebelumnya adalah musuh besar Islam. Dalam pidato beliau di hadapan kaum Quraisy, Nabi Muhammad SAW berkata:
“Apa yang akan kalian lakukan terhadap saya? Saya adalah seorang saudara kalian, dan saya adalah putra dari saudara kalian. Pergilah, kalian bebas.”
(HR. Bukhari)
Hal ini menunjukkan sikap pemaaf Nabi Muhammad SAW yang penuh kasih sayang, meskipun mereka adalah orang-orang yang dahulu menganiaya dan memusuhi beliau serta pengikutnya.
9. Konversi Massal dan Penyebaran Islam
Setelah Fathu Mekkah, banyak orang di Mekkah dan sekitarnya yang memeluk Islam, baik dari kalangan Quraisy maupun suku-suku lainnya. Kaum Quraisy yang dahulu menentang keras Islam akhirnya menerima ajaran Nabi Muhammad SAW. Ini menjadi salah satu titik balik penting dalam penyebaran Islam di Jazirah Arab.
10. Kesan dan Pengaruh Fathu Mekkah
- Kemenangan Tanpa Pertumpahan Darah: Fathu Mekkah adalah penaklukan besar yang tidak melibatkan banyak pertumpahan darah. Nabi Muhammad SAW dan pasukan Muslim menunjukkan kebijaksanaan, kasih sayang, dan keadilan yang luar biasa terhadap mereka yang dahulu memusuhi Islam.
- Pengaruh Besar dalam Penyebaran Islam: Penaklukan Mekkah menjadi titik balik bagi perkembangan dan penyebaran Islam. Dengan Mekkah sebagai pusat agama dan politik, Islam menyebar lebih luas ke seluruh Jazirah Arab.
11. Kematian Abu Sufyan
Setelah penaklukan Mekkah, Abu Sufyan (pemimpin Quraisy) akhirnya memeluk Islam bersama keluarganya. Pengaruh besar beliau dalam sejarah Quraisy berakhir, dan beliau menjadi salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW.
Kesimpulan
Fathu Mekkah adalah peristiwa yang sangat penting dalam sejarah Islam, karena menandai kemenangan besar bagi kaum Muslimin, tidak hanya secara militer tetapi juga secara moral dan spiritual. Penaklukan ini membawa perubahan besar dalam dinamika politik dan sosial di Arab, serta meneguhkan ajaran Islam sebagai agama yang mendominasi wilayah tersebut. Keputusan Nabi Muhammad SAW untuk memaafkan musuh-musuhnya menunjukkan bahwa Islam adalah agama perdamaian dan pengampunan.