santrimillenial.id – Ada anak yang menjumpai temannya karena ia ingin menyampaikan sesuatu terhadapnya. Si anak ini berkata “Wahai temanku, aku memiliki cerita bagus untukmu”. Lalu temannya menjawab “Cerita apa wahai sahabatku”. Dengan wajah segan dan tersenyum tipis anak ini menjawab “Aku tadi malam bermimpi bersetubuh dengan ibumu”.
Seketika raut wajah temannya memerah dipenuhi dengan amarah sambil menjawab “Kau harus dicambuk wahai temanku, aku tidak terima terhadap perlakuanmu ke ibuku”. Dia menjawab “Bagaimana aku kena cambuk, sedangkan itu hanya mimpi saja”. Akhirnya dua anak tersebut saling berbantahan dan bertengkar.
Tiba lah sayyidina Ali menghampiri kedua anak tersebut, dan sayyidina Ali bertanya “Kenapa kalian bertengkar, ada masalah apa?”. Kemudian temannya anak tadi menjawab “Wahai Kholifah ke-empat, aku minta kebijakan engkau terhadap perlakuan temanku ini ke ibu ku!”. Sayyidina Ali bertanya kembali “Apa masalahnya?”.
Temannya anak tadi menjawab “Dia bermimpi bersetubuh dengan ibu ku, aku tidak terima dengan itu dan aku mohon kepada engkau agar di jatuhi hukum cambuk”. Akhirnya sayyidina Ali menjatuhi hukuman cambuk terhadap anak yang bermimpi tadi. Sayyidina Ali mengutus anak tersebut untuk berdiri di tengah panas padang pasir sambil membawa cambuk. “Wahai Kholifah, apa salahku?. Aku hanya bersetubuh dengan ibunya tapi dalam mimpi saja”.
Sayyidina Ali menjelaskan “Kau harus kena cambuk wahai anak muda”. Lantas anak tersebut mentaati sayyidina Ali. Di saat anak itu berdiri di situasi yang panas, otomatis dia memiliki bayangan di bawah tubuhnya. Sayyidina Ali mencambuk bayangan anak itu, bukan tubuh anak tersebut.
Dan sayyidina Ali berkata “Aku sudah mencambuk dia sesuai dengan perbuatan di mimpinya, dia bersetubuh tidak dengan raga nya tetapi bayangannya saja. Dan kau tidak terima kau minta dia untuk dicambuk dan aku mencambuknya”. Seketika kedua anak tersebut mengagumi kecerdasan sayyidina Ali dalam memutuskan masalah.
Pesan Moral
Pesan moral yang dapat kita ambil dalam cerita ini adalah kita harus senantiasa berpikir dingin dalam memutuskan atau mencari jalan keluar terhadap semua masalah yang datang, karena keputusan yang didapat dari hawa nafsu yang tidak didasari dengan pemikiran akal sehat merupakan penyesalan.