free page hit counter

Tafsir Surat At-Tin Ayat 4: Manusia adalah Ciptaan Allah yang Paling Sempurna

santrimillenial.id – Manusia telah diciptakan oleh Allah SWT dengan penciptaan yang sangat sempurna. Sebagaimana dijelaskan dalam Surat At-Tin Ayat 4 yang berbunyi:

لَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ فِيْٓ اَحْسَنِ تَقْوِيْمٍۖ

Artinya: “Sungguh, Kami benar-benar telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.”

Berdasarkan ayat di atas dapat kita pahami bersama bahwa, manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna apabila dibandingkan dengan ciptaan yang lain. Penulis akan membahas berdasarkan keteranagan dari beberapa tafsir, seperti Tafsir Lengkap Kemenag, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Fathul Qodir, dan Tafsir Al Bagowi

Tafsir Lengkap Kemenag

Dijelaskan dalam Tafsir Lengkap Kemenag bahwa manusia diciptakan dengan kondisi fisik dan psikis terbaik. Hal ini terlihat dari kemampuan yang hanya dimiliki oleh manusia dan tidak dimiliki oleh makhluk lainnya. Seperti kemampuan berdiri tegak sehingga otaknya dapat berpikir bebas, sehingga akan menghasilkan pengetahuan. Selain itu, manusia mempunyai kemampuan untuk merealisasikan pengetahuannya melalui tangannya, sehingga menciptakan sebuah teknologi. Kemampuan-kemampuan di atas merupakan representasi dari kesempurnaan fisik manusia. Adapun kesempurnaan psikis, hanya manusia yang dibekali oleh Allah SWT sebuah pikiran dan perasaan yang sempurna.

Dari paparan di atas, terdapat arti penting bahwa kondisi fisik dan psikis manusia yang sempurna harus dijaga dan ditumbuhkembangkan. Fisik manusia dapat ditumbuhkembangkan dengan memberi asupan vitamin dan gizi yang cukup serta menjaga kesehatannya. Sedangkan psikis manusia dpat dikembangkan dengan memberi ajaran-ajaran agama dan pendidikan yang baik. Dengas demikian, apabila kondisi fisik dan psikis manusia terjaga dan berkembang dengan baik, maka ia akan mampu untuk memberikan kemanfaatan yang besar kepada seluruh alam. Sehingga pada akhirnya, ia akan menjadi makhluk yang mulia.

Tafsir Ibnu Katsir

Abul Fada’ Ismail bin Umar bin Katsir Ad Dimasyki dalam kitabnya Tafsir Ibnu Katsir halaman 434 Juz 8 cetakan Darut Taoyyibah menjelaskan bahwa:

وَهُوَ أَنَّهُ تَعَالَى خَلَقَ الْإِنْسَانَ فِيْ أَحْسَنِ صُوْرَةٍ، وَشَكْلٍ مُنْتَصَبِ الْقَامَةِ، سَوِيِّ الْأَعْضَاءِ حُسْنَهَا.

Artinya: “Allah SWT telah menciptakan manusia dalam citra terbaik, bentuk yang dapat berdiri tegap, dan keindahan anggota badannya.”

Penjelasan di atas merupakan isi sumpah dari ayat sebelumnya (At-Tin ayat 1-3). Sehingga memberikan sebuah pemahaman bahwa Allah SWT telah menegaskan bahwa ia telah menciptakan manusia dalam keadaan yang sangat sempurna. Walaupun demikian, terdapat peringatan yang diberikan kepada manusia, yaitu kelak (di hari Kiamat) adanya potensi untuk masuk ke neraka apabila tidak mentaati semua perintahnya dan mengikuti utusan-utusanya. Sebagaimana dijelaskan dalam ayat selanjutnya yang berbunyi:

﴿ ثُمَّ رَدَدْنٰهُ اَسْفَلَ سٰفِلِيْنَۙ ٥ ﴾

Artinya: “Kemudian, kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya.”

Dikatakan oleh mujahid, Abu Aliyah dan Ibn Zaid bahwa yang dimaksud dengan “tempat serendah-rendahnya” adalah neraka.

مَصِيْرُهُ إِلَى النَّارِ إِنْ لَمْ يُطِعْ اللهَ وَيَتَّبِعْ الرُّسُلَ

Artinya: “Adapaun tempat bagi manusia yang tidak taat kepada Allah dan utusan-utusannya adalah di neraka”

Tafsir Fathul Qodir

Dijelaskan oleh Muhammad bin Ali bin Muhammad Asy-Syaukani dalam kitab Fathul Qodir halaman 25 Juz 8 bahwa kesempurnaan manusia dibuktikan dengan adanya beberapa sifat Allah. Seperti hayyan, aliman, qodiron, muridan, mutakalliman, samian, bashiron, mudabbiron dan hakiman.

Sebagaimana dijelaskan oleh Ibn Arobi:

لَيْسَ للهِ تَعَالَى خَلَقَ أَحْسَنَ مِنَ اْلِإنْسَانِ ، فَإِنَّ اللهَ خَلَقَهُ حَيّاً عَالِماً قَادِراً مُرِيْداً مُتَكَلِّماً سَمِيْعاً بَصِيْراً مُدَبِّراً حَكِيْماً ، وَهَذِهِ صِفَاتُ الرَّبِّ سُبْحَانَهُ

Artinya: “Allah tidak menciptakan makhluk yang lebih indah dari manusia. Sesungguhnya Allah menciptakan manusia dengan keadaan (sifat) hidup, mengetahui, memiliki kemampuan, mempunyai keingingan, berbicara, mendengar, melihat, dan bijaksana. Sifat-sifat tersebut merupakan sifat Allh SWT.”

Sifat-sifat di atas merupakan bukti dari kesempurnaan manusia. Akan tetapi, menurut Muhammad bin Ali bin Muhammad Asy-Syaukani sifat-sifat yang dimiliki oleh manusia tidaklah sama dengan sifat-sifat yang dimiliki oleh Allah SWT. Untuk memahami hal ini perlu disandingkan dengan ayat lain. Seperti Surat Asy-Syuro ayat 11 yang menegaskan bahwa

لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ ۚ

Artinya: Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya.”

Tafsir Al-Bagowi

Abu Muhammad Al-Husain bin Mas’ud Al-Bagowi turut menafsirkan terkait dengan manusia merupakan ciptaan Allah yang paling sempurna. Menurutnya kesempurnaan manusia terlihat dari aspek postur tubuh (fisik) dan diistimewakan dengas akal dan tamyiz (kemampuan membedakan antara hal yang baik dan buruk). Sebagaimana disinggung dalam Tafsir Al-Bagowi  halaman 277 juz 5 cetakan Darut Toyyibah

أَنَّهُ خَلَقَ كُلَّ حَيَوَانٍ مَنْكِبًا عَلَى وَجْهِهِ إِلَّا اْلإِنْسَانَ خَلَقَهُ مَدِيْدَ الْقَامَةِ يَتَنَاوَلُ مَأْكُوْلَهُ بِيَدِهِ مُزَيَّنًا بِالْعَقْلِ وَالتَّمْيِيْزِ

Artinya: “Sesungguhnya Allah menciptakan semua makhluk hidup dengan bentuk bahunya sejajar dengan wajahnya, kecuali manusia. Allah menciptakan manusia dengan postur tubuh memanjang, mengkonsumsi dengan menggunakan tangan, serta diistimewakan dengan akal dan tamyiz (kemampuan membedakan antara hal yang baik dan buruk).”

Dengan demikian, berdasarkan penjelasan tafsir para ulama’, bahwa Surat At-Tin ayat 4 merupakan ayat yang menegaskan bahwa makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna adalah manusia. Kesempurnaan ini meliputi aspek fisik dan psikis. Kendati demikian, manusia harus mempu merawat dan menumbuhkembangkan seluruh potensi yang ia miliki. Sehingga ia dapat menebar kemanfaatan kepada seluruh alam.  

Anda mungkin juga suka.