free page hit counter

Makna “رمضان” (Ramadhan)  Dalam Kitab Al-Ghunyah li Thalib Thariq al-Haqq Azza wa Jalla

Bulan suci Ramadhan merupakan bulan suci yang penuh keberkahan dan menjadi umat muslim se-dunia untuk melaksanakannya. Namun banyak orang yang kurang mengerti makna Ramadhan secara hakikatnya. Banyak asumsi bahwa Ramdahan hanya untuk berpuasa, dimana puasa ini hanya menahan lapar dan dahaga saja. Hal inilah yang di namakan puasa tanpa mendapatkan fadhilah dan pahala puasa Ramdhan.

Kali ini kita akan membahas makna Ramdhan yang sebenarnya menurut kitab Al-Ghunyah li Thalib Thariq al-Haqq Azza wa Jalla karangan Syeikh Abdul Qodir Al-Jailani.

Makna kata “رمضان”  dalam pembahasan ini kita merujuk pada penjelasan Syeikh Abdul Qadir bin Abi Shalih Al-Jailani dalam kitabnya yang berjudul Al-Ghunyah li Thalib Thariq al-Haqq Azza wa Jalla. Beliau menjelaskan bahwa setiap huruf susunan kata “رمضان” memiliki makna masing-masing. Kata “رمضان ” tersusun dari lima huruf hijaiyyah, yakni : ر م ض ا ن

Makna dari huruf pada kata رمضان adalah sebagai berikut :

  1.  Ridha Allah SWT (  الراء : رضوان الله )

Hakikat beribadah semua yang dilakukan semata agar mendapat keridhaan Allah SWT. Pada bulan yang penuh ampunan dan bulang yang paling utama ini umat muslim melaksanakan ibadah yang bersifat kebersamaan seperti sholat tarawih, berbagi takjil, dan lain sebagainya. Hal ini menandakan bahwa bulan Ramadhan yang penuh keberkahan dan seseorang berlomba-lomba dalam kebaikan.

  • Mendekatkan Diri Kepada Allah SWT Dari Maksiat ( الميم : محاباة الله عن العصاة )  

Pada bulan yg suci ini, umat Islam menyibukkan diri dengan segala hal yang bisa mendekatkannya kepada penciptanya. Orang-orang beramai-ramai menghidupkan harinya dengan ibadah dan amal kebaikan serta menghidupkan malamnya dengan tarawih dan tadarus Al-Quran. Jangan sampai bulan Ramadhan ini seperti hari biasanya. Bagaimanapun harus ada ibadah yang tingkatkan karena merupakan bentuk meng-istimewa-kan bulan Ramadhan ini.

  • Jaminan Allah SWT  ( الضاد : ضمان الله )

Tidak terhitung jaminan pahala dan ampunan yang Allah SWT. Allah SWT menjanjikan bagi mereka yang senantiasa menghidupkan Ramadhan-nya dengan serangkaian ibadah demi mengharap ridha-Nya. Rasulullah Saw. bersabda:

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barangsiapa mendirikan (shalat) pada bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala niscaya diampuni dosanya yang telah lalu”.

  • Kasih Sayang Allah SWT ( الألف : ألفة الله )

Kasih-Nya yang melimpah pada bulan ini tercermin dari keberkahan yg diberikan. Demi mereguk keberkahan bulan ini terciptalah harmoni yang indah antara makhluk dan Sang Khaliq di mana orang-orang lebih semangat dan antusias untuk taqarrub kepada-Nya.

  • Cahaya Allah SWT  ( النون : نور الله )

Ramadhan adalah tempat jiwa kembali pulang kepada pemiliknya. Cahaya Allah Swt. terpantulkan dalam kesucian jiwa dan ketakwaan.

Dalam kitab yang sama juga disebutkan bahwa perumpaan bulan Ramadhan dengan bulan lainnya adalah selaksa jantung dengan organ lain yang terletak pada bagian dada, juga laksana Nabi dengan manusia biasa, dan laksana kota Haramain dengan kota-kota lainnya.

Adapun kota Haramain maka Dajjal tercegah untuk memasukinya. Sedangkan pada bulan Ramadhan, syetan-syetan terbelenggu sehingga tercegah dari usaha untuk memperdayai manusia.

Diumpamakan pula bahwa jika Nabi adalah pemberi syafaat bagi mereka para pelaku dosa, maka Ramadhan adalah pemberi syafaat bagi orang-orang yang berpuasa. Hati dihiasi dengan pengetahuan dan iman, sedangkan bulan Ramadhan dihiasi dengan lantunan ayat suci Al-Qur’an.

Dari penjelasan ini, maka sudah semestinya bulan suci nan berkah ini diisi dengan kegiatan demi kegiatan yg mengantarkan kita pada keridhaan-Nya. Selain itu, kegiatan yang mengantarkan kita pada kebajikan pun bisa diterapkan sebagai bentuk aktualisasi dalam makna huruf dalam kata Ramadhan yang telah dipaparkan di atas.

Anda mungkin juga suka.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *