santrimillenial.id – Tribalisme merupakan sesuatu yang tidak dapat kita hindari sejak dahulu kala, seperti persaingan antar kelompok suku, kecintaan kepada klub olahraga merupakan contoh kecil dari fenomena ini.
Pengertian Tribalisme
Tribalisme adalah suatu fenomena sosial yang mengacu pada keadaan atau organisasi yang berbasis pada kesukuan. Istilah ini sering digunakan untuk menggambarkan sikap kesetiaan yang kuat terhadap suku atau kelompok etnis tertentu, yang kadang-kadang dapat mengarah pada diskriminasi atau permusuhan terhadap kelompok lainnya. Dalam konteks sejarah, tribalisme telah menjadi bagian dari evolusi manusia, di mana manusia cenderung hidup dan berkembang dalam kelompok-kelompok kecil yang berbasis kesukuan.
Konsep tribalisme dapat dilihat dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari politik hingga olahraga, di mana individu cenderung mendukung kelompok atau tim yang mereka identifikasikan sebagai ‘suku’ mereka sendiri. Dalam politik, tribalisme sering kali terkait dengan nepotisme dan favoritisme, di mana keputusan dan kebijakan dibuat berdasarkan afiliasi suku daripada merit atau kepentingan umum. Ini dapat menyebabkan pembagian dan konflik dalam masyarakat, karena kelompok-kelompok yang berbeda bersaing untuk sumber daya dan kekuasaan.
Aspek Positif dan Negatif Tribalisme
Di sisi lain, tribalisme juga memiliki aspek positif. Ini dapat menciptakan rasa komunitas yang kuat dan mendukung solidaritas sosial di antara anggota kelompok. Dalam beberapa kasus, tribalisme dapat menjadi kekuatan yang menyatukan, memungkinkan kelompok-kelompok untuk bekerja sama demi tujuan bersama dan melindungi kepentingan mereka.
Namun, dalam bentuknya yang ekstrem, tribalisme dapat menyebabkan isolasi dan konflik. Misalnya, dalam konflik etnis atau agama, tribalisme dapat memperkuat perbedaan dan memicu kekerasan antar kelompok. Ini sering terjadi ketika identitas kelompok menjadi lebih penting daripada nilai-nilai universal seperti keadilan dan kesetaraan.
Tantangan Tribalisme di Era Globalisasi
Dalam era globalisasi, tantangan yang dihadapi oleh tribalisme menjadi semakin kompleks. Sementara dunia menjadi lebih terhubung dan interdependen, tribalisme dapat bertindak sebagai penghalang terhadap integrasi dan kerjasama internasional. Di sisi lain, globalisasi juga dapat menyebabkan peningkatan kesadaran tentang pentingnya menjaga keberagaman budaya dan identitas kelompok.
Penting untuk memahami bahwa tribalisme bukanlah fenomena yang statis; itu berubah dan berkembang seiring waktu. Dengan meningkatnya mobilitas dan komunikasi, batas-batas antara kelompok-kelompok menjadi lebih kabur, dan identitas tribal menjadi lebih fluid. Ini membuka peluang untuk bentuk-bentuk baru dari tribalisme yang lebih inklusif dan berbasis pada nilai-nilai bersama daripada asal-usul etnis atau budaya.
Secara keseluruhan, tribalisme adalah konsep yang kompleks dengan banyak dimensi. Meskipun dapat menyebabkan pembagian dan konflik, itu juga merupakan bagian penting dari identitas manusia dan komunitas. Dalam konteks modern, tantangan adalah menemukan cara untuk menghargai dan merayakan keberagaman tribal sambil mempromosikan persatuan dan kerjasama di antara semua kelompok masyarakat.
Oleh: Badrut Tamam (PP. Assholihiyyah Semarang)