4 Pilar Moderasi Beragama

santrimillenial.id – Bangsa Indonesia mempunyai tantangan besar dalam mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa. Hal ini dikarenakan Indonesia mempunyai tingkat heterogenitas yang tinggi dalam budaya, suku, bahasa, bahkan agama. Sehingga apabila keberagaman yang dimiliki tidak dimanage dengan baik, maka berpotensi besar terjadinya perpecahan.

Komitmen bangsa untuk mempertahankan persatuan dan kesatuan tercermin dalam sebuah prinsip yang dipegang teguh oleh seluruh elemen bangsa, yaitu “Bhineka tunggal ika” yang artinya walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu. Prinsip ini merupakan sebuah konsep yang dicetuskan oleh pendiri bangsa untuk mengakomodir keberagaman yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, termasuk di dalamnya perbedaan dalam agama.

Melansir wesbite resmi kemanag, terdapat 6 (enam) agama yang diakui eksistensinya di Indonesia, yaitu Agama Islam, Agama Kristen, Agama Katolik, Agama Hindu, Agama Budha, dan Agama Khonghucu. Akan tetapi, mayoritas masyarakat Indonesia pemeluk Agama Islam. Sebagaimana dikatakan dalam dataindonesia, bahwa sebanyak 86,9% atau sekitar 237,53 juta masyakarakat Indonesia memeluk agama Islam. Walaupun demikian,  bukan berarti Indonesia adalah negara Islam. Bahkan, dikatakan dalam website resmi kemenag bahwa negara Indonesia bukan negara agama. Sehingga dalam praktik berbangsa dan bernegara perlu adanya sebuah formulasi yang mengakomodir sebuah perbedaan, terutama dalam agama.

Dalam konteks agama, kemenag menginisiasi konsep Moderasi Beragama (MB). Kamaruddin Amin menegaskan bahwa moderasi beragama merupakan sebuah cara pandang, sikap dan perilaku beragama yang dianut dan diparktikkan oleh seluruh masyarakat Indonesia. Konsep ini memiliki 4 pilar, yaitu Komitmen kebangsaan, Toleransi, Anti-kekerasan, Akomodatif terhadap kebudayaan lokal. Dalam tulisan ini, penulis akan menjelaskan lebih detail terkait dengan 4 pilar moderasi beragama.

  • Komitmen Kebangsaan

Dijelaskan dalam KBBI bahwa istilah “Komitmen” merupakan perjanjian atau keterikatan untuk melakukan sesuatu. Di sisi lain, bangsa Indonesia mempunyai Pancasila sebagai basis dalam melakukan sesuatu, di antaranya adanya sila pertama “Ketuhanan yang Maha Esa” yang menggambarkan bahwa negara sangat menjunjung tinggi agama sebagai sebuah kepercayaan, walaupun terdapat perbedaan agama di Indonesia yang dianut oleh masyarakat. Sehingga masyarakat harus menyadari bahwa walaupun terdapat perbedaan agama, akan tetapi tetap harus saling menghormati dan tidak saling bermusuhan. Hal ini bertujuan untuk membangun perdamaian di tengah perbedaan. Dengan demikian, komitmen kebangsaan sebagai salah satu pilar moderasi beragama diartikan sebagai upaya untuk menciptakan suasana perdamaian bagi seluruh agama yang ada di Indonesia.  

  • Toleransi

Toleransi merupakan merupakan sebuah sikap saling menghormati, menghargai, dan menerima perbedaan individu atau kelompok. Hal ini menjadi kunci dalam membangun kerukunan dan perdamaian bagi bangsa Indonesia. Dalam konteks moderasi beragama toleransi tidak hanya sebatas saling menghormati, melainkan sebuah kemampuan untuk saling membantu dan bekerja sama untuk menciptakan suasa yang harmonis. Sehingga setiap warga dapat mengekspresikan keyakinannya dengan nyaman dan kondusif, tanpa adanya sebuah ancaman atau larangan. Karena pada dasarnya, tidak ada satupun agama yang mengajarkan kebencian dan kekerasan.

  • Anti-kekerasan

Moderasi beragama memberikan sebuah pemahaman bahwa sejatinya berbagai kekerasan yang mengatasnamakan agama merupakan sebuah hal yang tidak dibenarkan. Karena hal ini bertolak belakang dengan tujuan keberadaan agama, yaitu sebagai wasilah dan panduan untuk melakukan kebaikan guna mendpatkan kedamaian dan kasih sayang.

Sebagai upaya untuk menghindari kekerasan yang mengatasnamakan agama, moderasi agama dalam menyikapi sebuah permasalahan akan mengedepankan dialog dan komunikasi yang melibatkan berbagai kelompok masyarakat. Dengan demikian, diharapakan akan terjadi dialog yang efektif dan terbangun sebuah pemahaman terkait dengan keberagaman agama. Sehingga seluruh permasalahan yang mengatasnamakan agama dapat terselesaikan tanpa adanya kekerasan.

  • Akomodatif terhadap Kebudayaan Lokal

Kebudayaan lokal yang dimiliki oleh bangsa Indonesia merupakan hal yang harus dipertahankan dan dilestarikan. Moderasi beragama mempunyai sebuah sikap dan komitmen untuk terus mengakomodasi dan menerima perbedaan tradisi dan budaya.

Anda mungkin juga suka.