free page hit counter

Kitab Idhotun Nasyiin : Fanatik Itu Harus!

santrimillenial.id – Dalam kitab Idhotun Nasyiin Mustafa al-Ghulayaini menyebutkan “Berfanatiklah terhadap kebangsaan, bahasa, agama, paham sosial dan aliran politik yang kalian anut”. Kitab ini juga menjelaskan bahwa sikap fanatisme adalah sikap yang baik, yang membawa pada kemajuan dan tidak mudah goyah oleh pengaruh dari luar bangsa maupun golongan. Namun sejalan dengan itu, kita juga harus memberi kebebasan terhadap orang lain yang juga fanatik terhadap ideologi yang mereka miliki, karena setiap manusia mempunyai hak atas fanatisme tersebut.

Sikap fanatik terhadap agama sudah seharusnya kita pertahankan, karena sikap ini dapat mempertahankan kredibilitas agama begitu pula kita sebagai umat yang menganutnya. Akan tetapi perlu kita fahami bersama bahwa sikap fanatisme yang pengarang maksud dalam kitab Idhotun Nasyiin ini lain daripada fanatisme golongan yang cenderung membawa perpecahan. Karena fanatisme yang beliau maksud adalah aktif menjalankan segala hal yang menjadi kewajiban dalam agama, mengikuti semua petunjuk, melaksanakan semua perintah dan menjauhi semua larangannya serta menetapi akhlak – akhlak mulia yang menjadi tujuan utama beragama.

Maka dari itu tidaklah benar apabila seorang manusia fanatik terhadap agama yang mereka anut, akan tetapi tidak menjalankan syariat dengan benar. Tidak benar pula apabila seseorag fanatik dan tidak menghargai kefanatikan orang lain dan cenderung mengklaim bahwa dirinyalah yang paling benar. Fanatisme radikal tersebut juga tidak benar jika penerapannya pada masyarakat budaya yang ada di Indonesia. Dengan catatan jika Fanatik itu tidak mereka imbangi dengan toleransi dan juga pengakuan bahwa memang Indonesia adalah negara pluralistik. Yang mana memang terdiri dari berbagai suku, agama, bahasa dan juga ras. Tidak sepatutnya kita sebagai bangsa Indonesia yang bersemboyan Bhinneka Tunggal Ika untuk saling mengecam kebudayaan satu sama lain. Sebaliknya sudah seharusnya kita menghormati suku maupun budaya lain yang ada, sebagaimana kita juga senang apabila orang lain menghormati kebudayaan yang kita miliki.

Anda mungkin juga suka.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *