Ronggowarsito: Sang Pujangga dari Tanah Jawa

Raden Ngabehi Ranggawarsita, atau lebih dikenal sebagai Ronggowarsito, adalah salah satu pujangga besar Jawa dari abad ke-19. Ia dilahirkan pada tanggal 14 Maret 1802 di desa Palar, Trucuk, Klaten, Jawa Tengah, dengan nama kecil Bagus Burhan. Ronggowarsito dikenal karena karya-karya sastranya yang kaya dengan ajaran moral, mistisisme, dan ramalan masa depan.

Ronggowarsito lahir dalam keluarga yang sangat menghargai ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Kakeknya, Yasadipura I, dan ayahnya, Yasadipura II, juga merupakan pujangga terkenal di Kasunanan Surakarta. Sejak kecil, Ronggowarsito telah menunjukkan minat yang besar terhadap sastra dan ilmu pengetahuan. Ia mendapatkan pendidikan yang baik dari keluarganya, termasuk pelajaran bahasa Jawa, Sanskerta, dan Kawi, serta pelajaran tentang agama dan filosofi.

Setelah dewasa, Ronggowarsito bekerja di Kasunanan Surakarta sebagai seorang pujangga keraton. Di sini, ia menghasilkan banyak karya sastra yang menjadi acuan penting dalam sastra Jawa. Karya-karyanya mencakup berbagai genre, mulai dari puisi, prosa, hingga tembang (lagu). Beberapa karya terkenalnya antara lain “Serat Kalatidha,” “Serat Sabdajati,” “Serat Jayengbaya,” dan “Serat Centhini.”

Serat Kalatidha” adalah salah satu karya Ronggowarsito yang paling terkenal. Dalam karya ini, ia menggambarkan keadaan zaman yang penuh dengan ketidakpastian dan kekacauan. Melalui puisinya, Ronggowarsito mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi sosial dan moral masyarakat Jawa pada saat itu. Ia juga meramalkan datangnya zaman yang lebih baik, yang dikenal sebagai “Zaman Kalatida.”

Selain karya-karya sastranya, Ronggowarsito juga dikenal sebagai seorang filsuf dan peramal. Ia sering menyisipkan ajaran-ajaran moral dan spiritual dalam karyanya, yang diambil dari ajaran agama Islam, Hindu, dan kepercayaan-kepercayaan lokal Jawa. Hal ini membuat karya-karyanya tidak hanya bernilai sastra tinggi, tetapi juga kaya dengan nilai-nilai spiritual dan filosofis.

Ronggowarsito meninggal dunia pada tanggal 24 Desember 1873 di Surakarta. Namun, karya-karyanya terus dikenang dan dipelajari oleh generasi-generasi berikutnya. Ia dianggap sebagai salah satu pujangga terbesar dalam sejarah sastra Jawa, dan pengaruhnya masih terasa hingga saat ini. Ronggowarsito tidak hanya meninggalkan warisan sastra yang kaya, tetapi juga pesan-pesan moral dan spiritual yang relevan sepanjang masa.

Dengan segala kontribusinya terhadap sastra dan budaya Jawa, Ronggowarsito layak dikenang sebagai seorang pujangga besar yang memberikan banyak pelajaran berharga tentang kehidupan, moral, dan spiritualitas. Karya-karyanya tetap menjadi sumber inspirasi dan bahan studi bagi mereka yang tertarik pada sastra dan kebudayaan Jawa.

Oleh: Badrut Tamam (PP. Assholihiyyah Genuk Semarang)

Anda mungkin juga suka.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *