Sifat Ujub Membuat Hati Tertutup

Maqolah Hujjatul Islam Al-Imam Al-Ghazali Ath-Thusi Asy-Syafi’i Al-Asy’ari (wafat 1111 M di Thus Iran), dalam Kitab Bidayatul Hidayah menyatakan :

فَاعْتِقَادُكَ فِي نَفْسِكَ أَنَّكَ خَيْرٌ مِنْ غَيْرِكَ جَهْلٌ مَحْضٌ، بَلْ يَنْبَغِي أَلَّا تَنْظُرُ إِلَى أَحَدٍ إِلَّا وَتَرَى أَنَّهُ خَيْرٌ مِنْكَ، وَأَنَّ الْفَضْلَ لَهُ عَلَى نَفْسِكَ

“Keyakinan bahwa dirimu lebih baik dari selainmu adalah kebodohan belaka. Sepatutnya kau tidak memandang orang lain, kecuali dengan pandangan bahwa ia lebih baik ketimbang dirimu dan memiliki keutamaan di atas dirimu.”

Yang dimaksud oleh Al-Imam Al-Ghozali rahimahullah adalah penyakit ujub. Dalam Islam, ujub adalah perilaku atau sifat yg mengagumi dirinya sendiri dan juga membangga²kan dirinya sendiri, membanggakan keturunan dan keunggulan lainnya.

Ujub adalah merasa diri lebih baik, lebih hebat, lebih sufi, merasa berjasa pada keadaan atau kehidupan masyarakat, bangsa dan negara. Ujub merupakan salah satu penyakit hati yg tidak seharusnya ada dalam diri seorang muslim. Karena sifat ini, akan membawa seseorang pada murka Allah subhanahu wa ta’ala.

Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda : 

مَنْ تَعَظَّمَ فِي نَفْسِهِ، وَاخْتَالَ فِي مَشْيَتِهِ، لَقِيَ اللَّهَ وَهُوَ عَلَيْهِ غَضْبَانُ

“Barangsiapa yg merasa dirinya besar dan sombong dalam jalannya, maka ia akan bertemu Allah dalam keadaan Allah murka padanya”. (HR. Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah wafat 855 M di Baghdad Irak dan Imam At-Tirmidzi rahimahullah wafat 892 M di Tirmidz Uzbekistan).

Ujub Penyakit Kronik Akut

Sang Hujjatul Islam pun, juga menyebut ujub sebagai penyakit yg sangat kronistik-akut. Yang ditimpa pun bukan hanya fisik, tetapi hati, yg mana penanganannya tentu jauh lebih sulit. Penyakit ini, jika tidak segera ditangani akan mengundang datangnya penyakit² kronik lain, seperti gemar menghina atau merendahkan orang lain, mencaci-maki, egois, tertutup atas nasihat, anti-kritik, dan mungkin yg lebih ekstrem, merasa berhak menganiaya orang lain.

Para ulama sepakat bahwa penyakit ujub ini adalah penyakit hati yg sangat berbahaya, yg dapat muncul dalam berbagai bentuk seperti kebanggaan atas amalan² ibadahnya, pengetahuan atau ilmunya, keturunan atau nasabnya, dan penampilan fisiknya (misalnya pemakaian jubah, sorban dan tongka). Ujub pasti merusak keikhlasan, ketulusan dan dapat membawa pada penyakit riya’ dan kesombongan yg sangat jelas dilarang dalam Islam.

Selain itu sifat ujub juga dapat mendatangkan mudharat, kesesatan serta bahaya bagi umat dan agama, karena tentunya ingin mendapatkan kehormatan, pengakuan dan kedudukan di hadapan manusia.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah mengingatkan kita akan bahaya penyakit ini. Di antaranya dalam satu hadits riwayat Sahabat Abdullah Ibnu Umar radliyallahu anhu (wafat 693 M di Makkah), bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :

ثَلاثٌ مُهْلِكَاتٌ: شُحٌّ مُطَاعٌ، وَهَوًى مُتَّبَعٌ، وَإِعْجَابُ الْمَرْءِ بنفْسِ

“Tiga perkara yg membinasakan; kebakhilan yg ditaati, hawa nafsu yg diikuti, dan takjubnya seseorang terhadap dirinya sendiri”. (HR. Imam Ath-Thabrani rahimahullah wafat 918 M di Isfahan Iran di dalam Kitab Al-Mu’jamul Kabir).

Demikian juga datang dalam hadits yg lain, riwayat Sahabat Anas bin Malik Al-Anshari radliyallahu anhu (wafat 709 M di Basrah Iraq) bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengingatkan tentang bahaya penyakit ‘ujub.

لو لم تكونوا تُذْنِبونَ، لخِفْتُ عليكم ما هو أكبرُ من ذلِكَ ؛ العُجْبُ العُجْبُ

“Kalau kalian tidak berdosa, aku khawatir akan menimpa kalian apa yg lebih parah daripada dosa, yaitu sifat ‘ujub, sifat ‘ujub.” (HR. Imam Ad-Dailami rahimahullah, Imam Al-Bazzar rahimahullah wafat 904 M di Ramlah Israel, Imam Ibnu Hibban Al-Busti rahimahullah wafat 965 M di Afghanistan, Imam Al-Baihaqi rahimahullah wafat 1066 M di Naisabur Iran, Imam Ali Nuruddin Al-Haitsami rahimahullah wafat 1404 M di Mesir, dengan sanad jayyid dan Hasan).

Jangan Terbuai

Jangan terbuai dengan identitas dan simbolitas keunggulan seseorang yg nampak melakukan ketaatan, bahkan melakukan ketaatan yg hebat. Tapi ternyata, ketika dia melakukan ketaatan, dia menjadi ‘ujub, merasa dirinya hebat, seakan² ini semua bukan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, bahkan mengalahkan kehebatan Rasulullah shalallahu alaihi wasallam dari segi apapun.

Dan dari ‘ujubnya tersebut, menghantarkan dia menuju kepada takabbur, merasa lebih tinggi dari yg lainnya, bahkan membuat dia akhirnya membanggakan dirinya, bapak²nya dan golongannya, seolah berkata : “Aku telah beramal ini, aku telah berbuat itu, aku anak di Fulan yg mulia dijamin masuk surga, bebas siksa neraka”, dan akhirnya sikap sombong dan takabur ini, menyebabkan dia binasa terancam dengan neraka jahanam.

Muncul Kesombongan

Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud  radhiyallahu ‘anhu (wafat 650 M di Jannatul Baqi’ Madinah) dari Nabi Muhammad  shalallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda :

لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ قَالَ رَجُلٌ إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً قَالَ إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ

“Tidak akan masuk surga seseorang yg di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi.” Ada seseorang yg bertanya, “Bagaimana dengan seorang yg suka memakai baju dan sandal yg bagus ?” Beliau menjawab : “Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan. Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.“ (HR. Imam Muslim rahimahullah)

Imam An-Nawawi Ad-Dimasyqi Asy-Syafi’i  rahimahullah (wafat 1277 M di Nawa Suriah) berkata : “Hadist ini berisi larangan dari sifat sombong yaitu menyombongkan diri kepada manusia, merendahkan mereka, serta menolak kebenaran” (Kitab Al-Minhaj Syarah Shahih Muslim Imam Nawawi, II/163, cetakan Daar Ibnu Haitsam).

Hadits diatas menjelaskan bahwa rasa sombong sekecil apapun, tetap akan diperhitungkan Allah subhanahu wa ta’ala kelak di akhirat. Artinya, sombong merupakan sifat yg amat dibenci oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Dan indikator perilaku sombong ada dua hal, yakni orang yg menolak kebenaran dan orang yg suka meremehkan atau merendahkan orang lain.

Sering kita temui orang seperti itu di dalam kehidupan sehari-hari. Baik itu di rumah, di sekolah, di majelis, di kampus, di kantor, dan dimanapun. Orang yg menolak kebenaran, biasanya ketika diberi data valid, nasehat atau petunjuk yg benar, ia akan menolaknya mentah² dgn segala cara, karena merasa dirinyalah yg paling benar dan mengabaikan fakta² yg lain. Sedangkan, orang yg suka merendahkan orang lain, adalah mereka yg merasa dirinya jauh lebih baik diatas yg lain.

Maka benarlah perkataan seorang penyair :

والعجب فاحذره إنَّ العجب مجترف * أعمال صاحبه في سيله العرم

“Hati-hatilah engkau dari penyakit ‘ujub, sesungguhnya penyakit ‘ujub itu berbahaya. Akan menggeret amalan pelakunya, ke dalam aliran yg deras arusnya (yaitu akan sirna amalannya).”

Dampak sikap² tersebut, bukan hanya di dunia, sifat ujub juga dapat menjerumuskan kita di akhirat kelak. Maka dari itu, sebagai seorang muslim, lebih baik menghindari sifat ujub ini karena sangat berbahaya. Semoga kita semua senantiasa dalam golongan orang yang selalu ikhlas menjalankan sesuatu karena Allah SWT dan tidak terbesit untuk ujub kepada yang lainnya. Wallahu A`lam

Anda mungkin juga suka.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *