Sayyidina Ali bin Abi Thalib memiliki julukan “Asadullah” yang berarti Singa Allah, karena seorang sahabat yang gagah berani dan ahli dalam strategi perang. Keberanian sahabat Ali sangat tersohor, hingga ketika perang Uhud pasukan umat Islam dalam kondisi terdesak Sayyidina Ali diberi Rasulullah SAW pedang Zulfikar yang tersohor. Tindakan Nabi pun sebagai penanda telah mempercayai sang pemberani itu. Di perang Ahzab atau Khandaq, Ali dengan pedangnya itu banyak menewaskan tokoh-tokoh pemberani dari kafir Quraisy seperti Amr bin Abdul Wudd yang dikenal pahlawan perang Quraisy.
Cerita lebih menarik pada saat perang Khaibar dimana pasukan muslim sebanyak 1.600 pasukan bergerak menuju Khaibar yang diutus oleh Nabi Muhammad SAW. Sebelumnya, kaum Muslimin kesulitan menaklukkan dua benteng tempat kaum Yahudi berkumpul untuk melakukan perlawanan pada kaum Muslimin dengan menggunakan anak panah. Rasulullah SAW kemudian mengutus sahabat Abu Bakar untuk memimpin sebagian kekuatan pasukan Islam, sayangnya beliau menelan kekalahan. Penyerangan yang mengakibatkan kekalahan mendorong umat yahudi untuk mengolok-olok umat Muslim.
Akhirnya Nabi Muhammad SAW mengutus Umar bin Khattab RA, namun kaum Muslimin tetap kalah. Hal itu lantas mendorong kaum Yahudi untuk mengolok-olok kekalahan pasukan Islam. Kemudian, Rasulullah SAW bersabda:
“Sungguh besok aku akan menyerahkan panji-panji kepada seorang lelaki yang mencintai Allah serta rasul-Nya, dan Allah serta rasul-Nya pun mencintainya. Ia akan bertempur terus dan tidak melarikan diri. Karenanya ia tidak akan kembali hingga Allah memberikan kemenangan kepadanya,”
Pagi harinya Rasulullah SAW memanggil Sayyidina Ali bin Abi Thalib dan menyerahkan panji-panji kepadanya serta mendoakannya meraih kemenangan.
Akhirnya berangkatlah Sayyidina Ali bersama kaum Muslimin ke Khaibar untuk melancarkan pergerakan penyerangan selanjutnya dan berhasil menumbangkan Marhab dan Al Harits yang kala itu merupakan pahlawan Yahudi. Pahlawan Yahudi yang gugur membuat pasukannya mundur untuk memasuki banteng pertahanannya dan mengunci banteng tersebut agar umat muslim tidak dapat menyerangnya.
Atas izin Allah SWT, Sayyidina Ali menjulurkan tangannya ke gerbang banteng tersebut lalu dilemparkan ke umat muslim untuk menjadi jembatan umat muslim dalam penyerangan tersebut. Melihat kejadian tersebut, sahabat lainnya takjub kepada Sayyidina Ali. Diceritakan gerbang Khaibar memiliki berat 900 kg atau setara 40 orang bila mengangkatnya.
Akhirnya umat Muslim mendapatkan kemenangan dan kaum Yahudi mengajukan perdamaian kepada umat Muslim. Kaum Muslimin memperbolehkan mereka untuk menempati rumahnya masing-masing akan tetapi mereka dikenai pajak yang juga berdampak pada kebaikan mereka.