Hidup di tengah-tengah masyarakat dengan berbagai sifat dan kemampuan. Seringkali muncul perasaan menyepelekan orang lain. Atau mungkin merasa diri ini lebih unggul dari lainnya. Sikap seperti ini mencerminkan ketidakdewasaan dalam berpikir.
Dalam kitab Nashoihul Ibad dijelaskan tentang anjuran kita tidak boleh mengunggulkan diri sendiri. Bagaimana sikap yang baik ketika kita melihat anak – anak, orang tua, orang alim, orang bodoh, dan orang kafir.
Ketika kita melihat anak kecil pandanglah dengan berpikir bahwa anak kecil lebih utama daripada kita. Karena anak kecil belum banyak melakukan dosa dan maksiat. Sedangkan kita yang lebih tua darinya pastilah memiliki banyak dosa
Ketika kita melihat orang tua atau lansia pandanglah dengan berpikir bahwa orang tua lebih utama dari kita. Karena orang tua pasti sudah melakukan ibadah lebih banyak dari kita.
Ketika melihat orang alim kita berpikir bahwa orang alim lebih utama daripada kita. Mereka beramal menggunakan ilmu, mereka mengamalkan ilmunya dalam kegiatan sehari-hari.
Ketika melihat orang bodoh kita menata hati kita untuk mengatakan bahwa orang bodoh melakukan dosa dan maksiat karena ketidaktahuannya akan hukum dan ilmunya.
Ketika melihat orang kafir berkatalah dalam hati bahwa kita tidak tahu apa yang akan terjadi di akhir hayat, bisa jadi dia tobat dan Islam serta Husnul khotimah.
Selagi masih di dunia, segala kemungkinan bisa terjadi. Maka mari perbanyak zikir dan berdoa mudah-mudahan kita semua di ridhoi oleh-Nya menjadi hamba yang masuk surga.