santrimillenial.id – Sejarah telah menjadi saksi bahwa pesantren merupakan lembaga yang digadang gadang sebagai laboratorium perdamaian. Bagaimana tidak, dalam sebuah pesantren pastilah terdapat santri santri yang notabene berasal dari latar belakang yang berbeda. Mereka hidup dan beradaptasi dalam sebuah kultur kehidupan pesantren yang sangat kompleks. Hal ini tentu membuat mereka mau tidak mau harus menerima perbedaan dan harus mampu menyelesaikan persoalan yang muncul karena perbedaan.
Pesantren sebagai miniatur kehidupan masyarakat yang ideal menanamkan prinsip prinsip yang nantinya menjadi pegangan para santri dalam kehidupan. Baik kehidupan dalam pesantren tersebut maupun nantinya ketika telah bermasyarakat yang keduanya sama multikultur dan kompleksnya. Beberapa prinsip tersebut adalah kesadaran akan harmoni kehidupan multikultural yang ada di pesantren khususnya dan di Indonesia pada umumnya, hal ini telah tercermin dalam kiprah para santri dalam Resolusi Jihad Oktober 1945 hingga melawan pemberontakan PKI dan perebutan kemerdekaan bangsa Indonesia.
Selanjutnya prinsip mengaji dan mengkaji, para santri terbiasa untuk mengkaji hingga tuntas setiap persoalan yang hadir. Mereka tidak pernah hanya semata menyandarkan pendapat atas suatu masalah pada analisis pribadi mereka saja. Akan tetapi mereka senantiasa menyandarkan pemahaman atas suatu permasalahan pada pendapat para ulama terdahulu. Oleh karena itulah keilmuan pesantren sangat terjaga sanadnya.
Prinsip selanjutnya yang berkesinambungan dengan prinsip sebelumnya adalah prinsip musyawarah. Para santri terbiasa memusyawarahkan suatu permasalahan maupun ilmu yang baru mereka serap baik dari mengaji maupun membaca buku atau kitab. Musyawarah ini sebagai fungsi konfirmasi atas kebenaran pemahaman mereka atas ilmu yang didapat. Selain itu dalam hal ketika terjadi permasalahan, musyawarah ini menjadi metode penyelesaian perkara yang mencerminkan prinsip prinsip perdamaian dan mengedepankan toleransi.
Terakhir, prinsip melokal dan senang berkhidmah. Melokal artinya sederhana dan kental akan tradisi pesantren yang tidak terbawa arus kehidupan modern yang sangat deras. Berkhidmah atau mengabdi artinya para santri cenderung bersikap rendah hati dan senang melayani masyarakat.
Oleh : Meliana Octaviani
Sumber gambar : www.khozinatululum.com