Kabupaten Jepara termasuk dalam daerah laut utara Pulau Jawa. Luas wilayah daratan Kabupaten Jepara seluas 1.047,41 km2, dan memiliki panjang garis pantai 72 km. Potensi wilayah perairan laut untuk usaha penangkapan ikan di Kabupaten Jepara cukup besar dengan luas area penangkapan sekitar 4000 km2 dan potensi lestari sumber daya ikan sebesar 11.462,721 ton per tahunnya.
Berdasarkan data dinas perikanan Kabupaten Jepara tahun 2022 jumlah nelayan yang ada di Kabupaten Jepara mencapai 8.635 orang. Data ini menunjukkan bahwa sebagian kecil warga Jepara berprofesi sebagai nelayan.
Salah satu daerah yang berpotensi besar di bidang perikanan adalah Desa Ujungbatu Kecamatan Jepara. Mayoritas masyarakat nya bekerja di TPI (Tempat Pelelangan Ikan). TPI Ujangbatu ini terkenal sampai luar provinsi.
Nelayan Desa Ujungbatu rutin melaksanakan sebuah tradisi setiap tahunnya, sebagai ungkapan rasa syukurnya kepada Tuhan atas berkah dan nikmat yang telah mereka peroleh. Mereka menyebut tradisi itu dengan upacara sedekah laut atau pesta lomban. “Lomban” sendiri bermakna saling melempar. Awalnya hanya nelayan Kelurahan Ujungbatu saja yang melaksanakan tradisi ini.
Seiring berjalannya waktu, tradisi ini menjadi tradisi tahunan yang wajib bagi masyarakat Jepara. Acara ini terlaksana setiap tanggal 8 Syawal atau satu minggu setelah Hari Raya Idul Fitri.
Rangkaian Prosesi Tradisi Pesta Lomban
Penyembelihan kerbau menjadi awal dari rangkaian tradisi ini. Kerbau merupakan salah satu jenis hewan ternak atau dalam istilah lain “Rojo Koyo”. Setelah penyembelihan kerbau, warga membagikan daging kerbau (tidak beserta kepalanya) kepada masyarakat. Dan sebagai bentuk prosesi sedekah laut, warga melarungkan kepala kerbau tersebut ke tengah laut.
Pembukaan Pesta lomban dengan menyuguhkan penampilan rebana dan tari Sarnemi di TPI Ujungbatu. Penari menggunakan busana dan properti yang identik ala pesisiran seperti kepis dan dayung. Selesai pembukaan para nelayan bersama-sama mengangkut sesaji dan kepala kerbau ke perahu untuk dilarung ke laut. Upacara pemberangkatan sesaji kerbau dipimpin oleh Bapak Bupati Jepara. Tokoh agama setempat memberi do’a sesaji kerbau terlebih dahulu , sebelum dibawa ke tengah laut.
Setelah pelarungan kepala kerbau ke lautan, ratusan nelayan seketika merapat ke sekitar area pelarungan. Para nelayan berlomba menuju laut sebelah selatan Pulau Panjang Jepara untuk bersiap melakukan perang laut dengan amunisi beraneka macam ketupat dan lepet sebagai bentuk bahwa masyarakat sedang berpesta.
Pesta lomban ini bertujuan untuk mewujudkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena selama setahun penuh telah memberikan nikmat melalui laut, sekaligus harapan tahun selanjutnya agar hasil lautnya mendapatkan peningkatan serta nelayan yang sedang melaut mendapatkan keselamatan saat bekerja. Masyarakat percaya apabila tidak melakukan tradisi ini, maka akan timbul bencana besar yang akan menimpa masyarakat nelayan berupa ombak yang terlalu lama atau angin kencang yang datang dan pepohonan besar yang runtuh.
Dengan demikian, tradisi “lomban” yang telah menjadi sebuah budaya masyarakat Kabupaten Jepara merupakan sebuah kekayaan bangsa yang harus dilestarikan sekaligus wujud syukur masyarakat atas nikmat tuhan yang telah diberikan.
sumber gambar : https://instagram.com/mediaindonesia?igshid=MzRlODBiNWFlZA==