free page hit counter

Kembalikan Politik yang Berkeadaban



Kehidupan manusia sebenarnya tidak akan pernah terlepas dari panggung perpolitikan. Politik dalam kehidupan mempunyai fungsi untuk menyatukan seluruh rakyat dalam menempuh tujuan yang sama. Kedamaian, keteraturan, dan kenyamanan yang didapat, salah satunya karena adanya politik di dalamnya. Politik mengantarkan manusia pada sifat kebersamaan, kemanusiaan, dan keluhuran. Menekan adanya ego yang menimbulkan sifat keakuan.
Menurut Aristoteles, politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama. Tetapi, ada juga yang memahami politik dengan interaksi para pemerintah dan masyarakat dalam rangka proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan yang mengikat tentang kebaikan bersama masyarakat yang tinggal dalam suatu wilayah tertentu. Jelasnya, adanya politik diperuntukan untuk mencapai kemaslahatan warga negara. Bukan hanya sekedar menyediakan panggung untuk para penguasa.
Walaupun politik berfungsi untuk mencapai kemaslahatan bersama, namun, dalam kenyataannya tidak berjalan sebagaimana mestinya. praktek politik yang terjadi, khususnya di Indonesia sama sekali tidak mencerminkan politik demokratis. Para penguasa telah dibutakan dengan gemerlapnya panggung kekuasaan.
Hal ini dibuktikan dengan keadaan politik Indonesia dewasa ini. Pekan lalu, tulisan darurat Pancasila dengan latar gambar Pancasila berwarna biru trending di platform-platform media sosial. Masyarakat dihimbau untuk ikut memviralkan gambar tersebut. Hal ini sebagai bentuk protes masyarakat kepada praktek politik Indonesia yang tidak beretika.
Penguasa negara memanfaatkan kekuasaannya untuk kepentingan mereka pribadi. Mereka mengubah dan menetapkan hukum seenaknya saja tanpa melihat kepentingan rakyat. Ditambah, muncul spekulasi politik dinasti yang hendak diciptakan oleh penguasa negara. Hal ini sangat disayangkan dan membuat rakyat marah.
Perilaku penguasa tersebut menandakan semakin jauh dengan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila. Mereka sudah mulai meninggalkan etika dalam menjalankan kepemimpinannya mengawal politik negara. Tidak adanya etika dalam memimpin membuat mereka melampaui batas-batas kewajaran dalam memimpin rakyat.
Politik harus dijalankan dengan berkeadaban. Etika merupakan suatu yang fundamental dalam membentuk sebuah tatanan yang berkeadaban dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Etika juga mempunyai peran untuk menjaga kestabilan politik. Jika politik dijalankan dengan tidak berkeadaban, maka akan terjadi kesenjangan sosial dan menimbulkan perlawanan rakyat kepada pemimpin negara.
Perlu diingat bahwa kekuasaan yang dimiliki tidak lain adalah amanah yang diberikan rakyat kepada mereka. Rakyatlah yang menempatkan mereka pada kursi-kursi tertinggi negara. Maka dari itu sudah selayaknya pemimpin negara mementingkan kepentingan rakyat di atas kepentingan pribadi dan mempertanggung jawabkan kekuasaannya kepada rakyat. Selain itu, seorang pemimpin juga mempertanggung jawabkan kepada Tuhannya.

oleh: Putri Nadillah

Anda mungkin juga suka.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *